Ilmuwan: Plastik Ternyata Bisa Diurai

Ilustrasi kantong plastik
Sumber :
  • Reuters/Keith Bedford

VIVA.co.id - Sampah memang menjadi bagian dari masalah peradaban manusia. Apalagi plastik yang susah untuk di daur ulang. Namun penemuan terbaru membuktikan jika sampah plastik bisa diberantas.

Menurut data yang dikutip dari Science Alert, Kamis, 1 Oktober 2015, jumlah sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang dan dimusnahkan ada sekitar 30 juta ton per tahun. Itu data hanya di Amerika saja, belum di negara lain.

Dari sekian juta ton sampah, kontribusi paling banyak berasal dari sampah cangkir kopi plastik, yang mencapai 2,5 miliar unit. Ilmuwan pun memicingkan mata pada perusahaan kafe kopi instan macam Starbucks.

Temuan baru dari para ilmuwan dunia membuktikan jika ternyata sampah plastik bisa dimusnahkan. Ini berkat adanya bukti bahwa bakteri dalam perut hewan bisa dengan aman mengurai plastik dan berpotensi mengurangi dampak lingkungan.

Hewan yang berjasa itu adalah ulat tepung atau yang biasa disebut ulat Hong Kong. Peneliti dari Stanford University di Amerika, bekerja sama dengan Beihang University di China, mengatakan jika ulat tersebut bisa bertahan hidup dengan hanya memakan styrofoam.

"Mereka bisa aman bertahan hidup di styrofoam dan jenis polystyrene lain, dengan bakteri dalam tubuh cacing itu yang bisa mengurai jenis plastik apa saja sebagai bagian dari proses pencernaan," ujar Wei-Min Wu, penulis penelitian itu.

Menurut Min Wu, temuan ini cukup signifikan sebagai dasar untuk mengubah teori bahwa plastik merupakan bahan yang tidak bisa diurai dan hanya berakhir di tempat pembuangan. Bahkan, temuan ini digadang bisa memberikan solusi atas menumpuknya sampah plastik.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan melibatkan 100 ulat tepung dan styrofoam sebanyak 34 sampai 39 miligram per hari. Saat dimakan, setengah dari styrofoam itu berubah menjadi karbondioksida dan sebagian lagi menjadi kotoran.

Ulat tepung tetap sehat meski hanya makan styrofoam. Bahkan kotoran mereka aman untuk digunakan sebagai pupuk tanah.

"Dibandingkan dengan jumlah sampah plastik yang ada, populasi ulat tepung memang tidak begitu banyak. Namun penelitian lebih lanjut bisa dilakukan untuk menemukan enzim yang powerful untuk degradasi plastik, termasuk mengurai plastik kompleks seperti poypropylene, microbeads, dan biopastics," kata Min Wu.

Studi ini telah dipublikasi di banyak jurnal, termasuk Enviromental Science & Technology. (ase)