Mengejutkan, Oksigen Terpancar dari Komet 67P

Ledakan kembang api muncul di komet 67P
Sumber :
  • www.cnet.com

VIVA.co.id - Rasa kaget muncul dari ilmuwan, ketika mendeteksi adanya molekul yang berasal dari komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Hasil temuan ini membuat para ilmuwan kembali berpikir tentang material yang tercipta dari kelahiran Tata Surya.

Diberitakan sebelumnya,menjadi benda antariksa yang diteliti oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) melalui misi Rosetta. Penelitian komet tersebut dilakukan, karena diduga usianya telah mencapai lebih 4,5 miliar tahun dan bisa menjadi petunjuk tentang awal kehidupan di Tata Surya.

"Itu merupakan kejutan besar dapat mendeteksi adanya O2 (oksigen)," ujar Andare Bieler, seorang peneliti di University of Michigan, AS yang ikut memimpin penelitian dikutip dari Space, Kamis 29 Oktober 2015.

Sebelumnya, ilmuwan atau astronom berpikir kalau oksigen tidak terdapat saat pembentukan Tata Surya. Molekul oksigen bereaksi dengan hidrogen, yang mana berada saat Matahari dan planet-planet tercipta. Dan ilmuwan menduga, seharusnya dalam proses tersebut molekul oksigen menghilang, termasuk ketika komet 67P terbentuk.

Mereka pun memikirkan kembali bahan atau material apa saja yang terdapat dalam proses pembentukan Tata Surya. Maka dari itu, penelitian yang menunjukkan pemodelan Tata Surya perlu direvisi.

Untuk meyakinkan penemuan oksigen dari komet 67P, ilmuwan juga berencana menemukan gas serupa di komet Halley yang memanfaatkan pengamatan pesawat antariksa Giotto. Cara tersebut dilakukan, karena pengamatan oksigen melalui Bumi terlalu redup untuk dilihat.

Sebab, mereka percaya bila oksigen terpancar dari sebuah komet, maka gas itu memungkinkan dapat ditemukan di komet lainnya.

Diketahui, misi Rosetta yang dijalankan oleh ESA hampir memasuki satu tahun. Pada akhir tahun lalu, ESA meluncurkan sebuah robotik antariksa bernama Philae untuk melakukan pendaratan ke permukaan komet 67P. Robot tersebut ditugaskan untuk menemukan informasi asal usul Tata Surya melalui komet yang sudah berumur miliar tahun.

ESA meyakini komet dengan luas sekitar empat kilometer itu akan memberikan informasi penting, mulai dari air, karbon monoksida, hingga karbon dioksida. Dalam mengeskplorasi komet 67P, ESA harus merogoh kocek besar US$1,62 miliar. (art)