'Perang' Miliuner di Balik Uji Coba Roket Bekas

Sumber :
  • www.space.com

VIVA.co.id - Misi antariksa kini semakin menarik dengan pencapaian sukses roket bekas milik Blue Origin kembali mendarat mulus ke bumi setelah mencapai suborbit, Senin 23 November 2015.

Kesuksesan misi roket bekas Blue Origin itu akan membuka misi penerbangan ke antariksa secara signifikan dari segi biaya peluncuran. Sebab ke depan setiap peluncuran misi ke antariksa tak harus menggunakan roket baru, tapi tetap bisa menggunakan roket yang sudah ada. Selain itu, kesuksesan roket Blue Origin akan menambah seru persaingan operator roket bekas antara Blue Origin dan SpaceX.

Kedua perusahaan itu memang disokong oleh miliuner terkenal. Blue Origin merupakan perusahaan yang didirikan pendiri Amazon.com, Jeff Bezos, sedangkan SpaceX didirikan oleh miliuner Elon Musk, yang merupakan bis Tesla. 

Dikutip dari Space.com, Rabu 25 November 2015, misi roket tak berawak Blue Origin itu meluncur dari West Texas dan kemudian setelah mencapai suborbit, roket kembali ke bumi dan mendapat dengan mulus. Pendaratan roket ini secara vertikal dan itu berlangsung lancar. Bezos mengaku gembira dengan misi sukses tersebut.

"Untuk mampu melakukan pendaratan vertikal dengan tahap roket booster bekas adalah benar-benar hal yang besar. Ini adalah hal yang dicari-cari," kata Bezos dalam keterangan pers usai menanggpai kesuksesan misi itu.

Keberhasilan roket Blue Origin juga mendapat perhatian dari sang pesaing, Elon Musk.

Melalui akun Twitternya, Musk mengaku memantau peluncuran roket Blue Origin tersebut. Tapi menurutnya, Blue Origin belum mencetak sejarah.

"Kredit untuk roket suborbit bekas pertama ada pada US Air Force/NASA X-15 dan pesawat Burt Rutan," tulis dia.

Diketahui misi US Air Force/NASA X-15 merupakan pesawat roket eksperimental dan yang kedua adalah pesawat SpaceShipOne yang telah mencapai antariksa dua kali dalam dua pekan pada tahun lalu.

Sebenarnya SpaceX juga sudah meluncurkan roket bekasnya, Falcon 9 Pada April tahun lalu. Misi itu sukses menembus orbit dan mendarat ke bumi melalui Samudera Atlantik.  Tapi sayangnya, pada saat akan mendarat pada platform mengambang di lautan Atlantik itu, roket Falcon 9 mengalami masalah. Roket meledak di dek kapal tak berawak.

Dalam postingannya di Twitter, Musk menekankan bahwa penerbangan roket bekas itu harusnya menembus orbit bukan ruang suborbit.

Bezos pun menjawab komentar Musk tersebut secara tidak langsung. Bos Amazon menyebutkan roketnya telah berhasil melampaui apa yang dilakukan roket SpaceX.

Bezos menyebutkan SpaceX hanya memulihkan booster pada tahap pertama di aera suborbit. Sementara roket Blue Origin bisa melalui yang dilakukan SpaceX dan membuat proses kembali ke bumi dengan lebih jinak.

"Booster Blue Origin, kami hanya menerbangkan dan menunjukkan mungkin menjadi salah satu penerbangan yang melalui lingkungan keras saat akan kembali ke bumi," kata Bezos.

Bagi dia, bagian tersulit dari pendaratan vertikal dan kemampuan penggunaan roket lagi adalah saat pendaratan akhir. Dan Blue Origin berhasil melalui itu.

Di luar pesaingan kedua miliuner tersebut, pengamat melihat kompetisi kedua perusahaan bagus untuk masa depan industri penerbangan antariksa.

"Ini merupakan penanda yang baik untuk semua orang di industri (penerbangan antariksa), ini akan mendorong setiap orang di industri untuk bekerja lebih keras. Saya pikir bagus ada persaingan yang sehat di luar sana yang melibatkan banyak pengusaha. Pada akhirnya konsumen yang akan menang," kata Eric Stallmer, Presiden ommercial Spaceflight Federation menanggapi misi uji coba penerbangan Blue Origin.