IPO, Saham Emiten Baru Ini Naik 50 Persen
Selasa, 8 Desember 2015 - 10:40 WIB
Sumber :
- Viva.co.id/Romys Binekasri
VIVA.co.id - PT Dua Putra Utama Makmur hari ini, Selasa 8 Desember 2015, resmi bergabung menjadi emiten ke-15, yang melakukan penawaran umum perdana (IPO) tahun ini.
Meski Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan awal pagi ini berada di zona merah di kisaran level 4.500, namun harga saham berkode emiten DPUM ini dalam debutnya langsung melejit 90 poin atau 50 persen.
Perusahaan industri perikanan ini, pagi ini diperdagangkan menjadi Rp640 per lembar saham. Adapun harga tertinggi saham DPUM di level Rp700 dan terendahnya di posisi Rp550.
Baca Juga :
Meski Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pembukaan awal pagi ini berada di zona merah di kisaran level 4.500, namun harga saham berkode emiten DPUM ini dalam debutnya langsung melejit 90 poin atau 50 persen.
Perusahaan industri perikanan ini, pagi ini diperdagangkan menjadi Rp640 per lembar saham. Adapun harga tertinggi saham DPUM di level Rp700 dan terendahnya di posisi Rp550.
Perseroan menunjuk penjamin pelaksana emisi efek pada penawaran umum perdana saham ini adalah PT DBS Vickers Securities Indonesia, PT Sucorinvest Central Gani dan PT BNI Securities.
Menurut Direktur Utama PT Dua Putra Utama Makmur, Witiarso Utomo, mencatatkan kelebihan permintaan (pooling oversubscribed) sebesar 10,56 kali.
"Berdasarkan hasil penjatahan, investor domestik mendapatkan porsi saham sebesar 67,21 persen, sedangkan investor asing mendapatkan sebesar 32,79 persen," kata dia di BEI Jakarta, Selasa, 8 Desember 2015.
Pada IPO ini, Witiarso menjelaskan, perseroan memutuskan untuk melepaskan sebanyak 1,67 miliar saham atau setara dengan 40,12 persen sahamnya kepada publik dengan harga penawaran awal sebesar Rp550 per saham.
Selain itu, ia mengungkapkan, perseroan juga melakukan Program Penjatahan Saham untuk Karyawan (Program ESA) sebanyak-banyaknya 10 persen dari jumlah saham yang ditawarkan atau sebanyak-banyaknya 167,5 juta saham.
Witiarso mengatakan, dana hasil penawaran umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pembelian kapal senilai Rp130 miliar. Sedangkan sebesar Rp200 miliar untuk investasi pembangunan cold storage (fasilitas penyimpanan berpendingin) baru dan penambahan mesin.
"Sisanya akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembelian bahan baku perseroan dari nelayan maupun penambak," katanya.