Bos SpaceX: Bangun Kota di Mars Bisa Saja

Roket Falcon 9
Sumber :
  • www.space.com/SpaceX

VIVA.co.id - Chief Executive Officer SpaceX, Elon Musk bangga dengan kesuksesan misi peluncuran dan pendaratan roket Falcon 9 pada awal pekan ini.

Menanggapi keberhasilan misi tanpa awak tersebut, Musk makin yakin ambisinya untuk mengirimkan misi berawak ke Mars bisa segera terwujud.

Dalam sebuah konferensi usai keberhasilan pendaratan Falcon 9, Musk mengaku misi itu membuat dunia berbeda. Ia juga mengatakan, kesuksesan misi Falcon 9 yang mengirimkan 11 satelit di wilayah orbit sangatlah fundamental.

"Ini sangat mendasar dan saya berpikir pendaratan roket ini benar-benar secara dramatis meningkatkan keyakinan saya bahwa kota di Mars adalah mungkin," ujar Musk dalam konferensi dikutip dari Space.com, Rabu 23 Desember 2015.

Bos SpaceX tersebut meyakini, nantinya peradaban manusia akan butuh waktu lama untuk mengeksplorasi Tata Surya dengan kondisi kendaraan antariksa saat ini. Sebab, misi ke antariksa masih tergolong mahal.

Setiap misi diluncurkan akan membuang roket. Untuk itu, Musk berpendapat teknologi bekas pakai roket akan membantu mengefisienkan misi dan eksplorasi.

Musk mengatakan, untuk mengembangkan roket Falcon 9 butuh biaya sekitar US$16 juta. Sementara itu, untuk biaya pendorong itu hanya US$200 ribu.

"Jadi, ini berarti pengurangan biaya potensial dalam jangka panjang mungkin bisa," ujar Musk usai keberhasilan pendaratan Falcon 9.

Sebagaimana diketahui, Roket Falcon 9 meluncur ke orbit pada Senin 21 Desember malam waktu setempat atau Selasa 22 Desember pagi waktu Indonesia, dari fasilitas Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS. Roket ini meluncur ke wilayah orbit dengan misi mengirimkan 11 satelit untuk perusahaan komunikasi satelit, Orbcomm.

Pencapaian roket bekas pakai Falcon 9 itu diklaim melampaui keberhasilan roket bekas pakai New Shepard yang diluncurkan Blue Origin, perusahaan antariksa yang didirikan oleh bos Amazon.com, Jeff Bezos. Pada bulan lalu, roket New Shepard berhasil mulus mendarat di Bumi secara vertikal, namun roket ini sebelumnya hanya meluncur dan mencapai wilayah suborbit.

Keberhasilan roket Blue Origin dan SpaceX bakal membuka misi penerbangan ke antariksa secara signifikan dari segi biaya peluncuran. Sebab, ke depan, setiap peluncuran misi ke antariksa tak harus menggunakan roket baru, tapi tetap bisa menggunakan roket yang sudah ada. (art)