Dirut Bank Mandiri: Ada Peluang di Balik Krisis Tiongkok

Sumber :
  • Chandra G. Asmara / VIVA.co.id

VIVA.co.id - Kondisi perekonomian ekonomi Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir terbilang merosot jauh dari level fundamentalnya. Pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu yang biasanya di atas sembilan persen, justru saat ini terperosok di bawah tujuh persen.

Sejumlah kalangan mengkhawatirkan, sentimen perlambatan ekonomi Tiongkok ini justru berpotensi mengganggu perekonomian Indonesia. Apalagi, negara tersebut masih menjadi pangsa pasar ekspor terbesar dalam negeri.
 
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin, meyakini, ada peluang tersendiri yang mampu dimanfaatkan Indonesia di balik krisis ekonomi yang melanda Tiongkok. Sebab, tidak semua sentimen yang diberikan justru berdampak negatif.
 
"Dalam setiap krisis, memang ada komponen bahaya. Tapi, ada peluang. Beberapa orang selalu melihat bahaya saja. Tapi, memang selalu ada peluang," kata Budi dalam sambutan di acara Mandiri Investment Forum, di Hotel Fairmount, Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.
 
Budi menjelaskan, kondisi ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun lalu. Meskipun ada beberapa ketidakpastian global, ia mengatakan, pertumbuhan dalam negeri mampu bertengger di urutan ketujuh sebagai negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
 
"Jadi, peluang ada di Indonesia, tidak di negara lain. Kita tidak terlalu buruk. Sedangkan Brasil dan Rusia, justru peringkat mereka downgrade," kata dia.
 
Ia optimistis, pembangunan infrastruktur yang terus digenjot tahun ini akan menemui titik terang. Apalagi, lelang proyek infrastruktur sudah mulai berjalan di awal tahun. Dengan begitu, pembangunan tersebut tentunya akan mengundang investor, untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.
 
"Saya rasa tidak lama lagi, grade investasi akan meningkat di Indonesia. Ada kemungkinan besar untuk meningkat," tutur Budi.