Riset Indonesia Diharapkan Dipakai Industri Luar Negeri

Menristekdikti, Mohamad Nasir (ketiga dari kiri)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id –  Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan, ia sedang menggalakkan agar riset-riset Indonesia bernilai inovasi dan dilirik industri luar negeri. Diketahui, riset-riset kini sudah mulai dihilirisasi ke tingkat industri nasional.

“Saya akan tugaskan Dirjen Riset dan Pengembangan melakukan koordinasi kepada seluruh industri (asing) yang telah berkontribusi dalam riset di Indonesia. Kami dorong ke sana (dilirik industri asing),” ujar Nasir usai acara penandatanganan Penghargaan Sains dan Teknologi (Science and Technology Award) oleh Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa, 8 Maret 2016.

Selama ini, menurut mantan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang ini, industri dari luar negeri hanya sebatas memberikan suntikan dana bantuan untuk riset saja. Sementara, hasil riset dalam negeri belum sampai dihilirisasikan ke tingkat industri internasional.

“Kuncinya (menghasilkan) produk inovasi, bukan lagi yang tidak inovasi,” ujarnya menambahkan.

Menurut dia, riset yang punya nilai inovasi otomatis memiliki nilai ekonomi. Seperti serapan tenaga baru dengan adanya pabrik anyar dari hasil riset inovasi.

Untuk diketahui, ITSF merupakan lembaga nirlaba yang dibiayai oleh raksasa bisnis Jepang Toray Industries Inc., yang keberadaannya di Indonesia diwakili oleh PT Toray Industries Indonesia.
 
Pemberian penghargaan tersebut adalah kegiatan tahunan ITSF yang sudah berlangsung selama 22 tahun. Hingga tahun ini, ITSF telah memberikan Penghargaan Sains dan Teknologi kepada 22 orang, Penghargaan Pendidikan Sains kepada 181 orang, dan bantuan dana riset kepada 428 proposal. Total dana hadiah dan bantuan riset yang telah diberikan mencapai Rp16 miliar.

(mus)