Wanita Ini Alami Alergi Parah karena Henna

Chemese Armstrong, yang mengalami alergi parah karena menggunakan henna.
Sumber :
  • instagram.com/chemese/?hl=en

VIVA.co.id -  Salah satu vlogger kebugaran asal Texas, Amerika Serikat (AS) mengalami alergi mengerikan karena pewarna rambut alami. Alergi membuat seluruh wajahnya bengkak.

Wanita berusia 35 tahun, yang menderita alergi itu bernama Chemese Armstrong. Sebenarnya, dia tahu jika dirinya menderita alergi bahan pewarna rambut bernama paraphenylenediamine atau PPD. Namun, dokter kulit merekomendasikan bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bebas bahan kimia, yakni henna sebagai pewarna rambut, sehingga dia tidak cemas menggunakannya.

Sayangnya, kandungan PPD ternyata masih ada dalam henna yang digunakan penata rambutnya, sehingga menyebabkan reaksi alergi yang parah. Setelah menggunakan henna, kulit kepalanya menjadi gatal dan terasa terbakar. Tidak hanya itu, seluruh wajahnya juga menjadi bengkak, sehingga dia tidak bisa melihat dan dikenali.

Chemese berbagi cerita tersebut dalam akunnya di Instagram, dengan mengunggah beberapa foto dirinya. Pada foto pertama, dia terlihat normal, tersenyum gembira di kamera, dengan mata cokelat yang lebar dan tanpa riasan.
 
Pada foto kedua, seluruh wajahnya terlihat bengkak, seperti orang yang kelebihan berat badan. Kemudian, pada foto ketiga, menunjukkan bahwa matanya bengkak dan mulai tertutup, dengan dagu yang sempit.

Dan pada foto keempat, Chemese seperti berada di ruang dokter. Wajahnya bengkak dan bulat, matanya bengkak, bahkan hidung dan rahangnya tampak membesar.

"Beberapa hari terakhir menjadi sangat besar," tulisnya, seperti dilansir dari Daily Mail.

Chemese bercerita bahwa pada tanggal 5 Maret 2016, dia mengunjungi sebuah salon di Austin, dan dia meminta stylist untuk menggunakan henna hitam untuk menutupi rambut abu-abunya. Meskipun pewarna henna tidak mengandung bahan kimia, nyatanya dia mengalami alergi parah.

Dia memang tidak mengalami reaksi mengerikan itu dengan cepat. Sebelumnya, penata rambut melakukan tes selama 30 menit pertama, namun ada yang tidak beres. Sebelum proses selesai, gejala alergi mulai muncul.

"Saya sakit parah, dari kulit kepala saya dan gatal, sedangkan wajah saya benar-benar bengkak sampai tidak dikenali," ujarnya.

Bagian yang paling menakutkan dari kejadian itu, menurut dia, adalah matanya yang benar-benar bengkak dan tidak bisa melihat selama dua hari. Karena dia tinggal sendirian di apartemennya, Chemese sangat sulit bergerak. Jika harus melihat, dia terpaksa membuka matanya dengan jarinya.

Akhirnya, dia pergi ke ruang gawat darurat, dengan bantuan temannya. Satu jam setelah dokter memberi obat, dia perlahan merasa lebih baik, dan mampu membuka matanya.

Dia diberikan banyak obat dan diperkirakan memiliki potensi mengalami reaksi serupa di masa depan terhadap pewarna rambut. Setelah pengobatan selama lebih dari sepekan, dia akhirnya membaik, meski alergi tersebut meninggalkan bintik-bintik hitam di sekitar matanya, kulitnya mengelupas, dan kulit kepalanya kering dan gatal.

"Semua ini menyebabkan trauma," kata dia.