23-3-1944 : Militer Jerman Bantai Ratusan Warga Sipil Italia
- U-Report
VIVA.co.id – Hari ini, 72 tahun yang lalu, penjajah Jerman menembak lebih dari 300 warga sipil Italia. Pembantaian ini dilakukan Jerman sebagai balasan atas serangan gerilyawan Italia pada unit SS,unit elit militer Jerman.
Sejak Italia menyerah di musim panas 1943, pasukan Jerman meluaskan pendudukannya di wilayah tersebut. Pendudukan dilakukan untuk mencegah Sekutu menggunakan Italia sebagai basis operasi untuk melawan kubu Jerman di tempat lain, seperti Balkan. Sebab, jika Sekutu berhasil menguasai Italia, maka mereka akan memperpanjang tangan untuk menguasai pangkalan udara Italia. Dan itu artinya mengancam kekuatan udara Jerman.
Namun, meski Italia menyerah, kelompok Partisan Italia (Pejuang Gerilya anti-fasis) membantu pertempuran Sekutu melawan Jerman. Kelompok The Italian Resistance (Perlawanan Italia) selama ini telah melakukan perjuangan secara gerilya untuk melawan pemerintah fasis Mussolini, jauh sebelum Italia menyerahkan diri. Dan setelah Italia menyerah, mereka berjuang melawan fasisme Jerman. Senjata utama pasukan gerilya ini adalah melakukan sabotase. Mereka menjalankan taktik gerilya yang penting. Selain membunuh tentara musuh, menghancurkan jalur komunikasi, pusat transportasi, juga memutus jalur pasokan.
Pada tanggal 23 Maret 1944, partisan gerilyawan Italia yang beroperasi di Roma melemparkan bom di unit SS, dan menewaskan 33 tentara. Jerman yang marah tak menunggu lama. Militer Jerman lalu membawa 335 warga sipil Italia ke gua Adeatine. Mereka semua ditembak mati sebagai balas dendam atas kematian 33 tentara SS. Mereka adalah warga sipil, 253 Katolik, 70 orang Yahudi, dan sisa 12 lainnya tidak teridentifikasi.
Meskipun mendapat pukulan telak dengan tewasnya warga sipil, namun gerakan kelompok gerilyawan ini terbukti sangat efektif dalam membantu Sekutu. Pada musim panas tahun 1944, mereka terus bergerak melakukan perlawanan dan menguasai delapan dari 26 divisi yang dipimpin Jerman di Italia utara. Pada akhir perang, meski menghabiskan kerugian yang sangat besar, gerilyawan Italia berhasil menguasai Venisia, Milan, dan Genoa. Sejarah mencatat, mereka harus kehilangan sekitar 50.000 pendukungnya, namun mereka berhasil menguasai Republik Italia.
Laporan : Dinia Adrianjara