Seberapa Kompleks Bangun Kilang di Indonesia?

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto (kanan) memberikan keterangan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – PT Pertamina mengakui, kemampuan pengolahan minyak (kompleksitas) dan kapasitas kilang di Indonesia, sampai saat ini masih terbilang sangat rendah, dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan. 

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan, berdasarkan roadmap, atau peta jalan pembangunan dan pengelolaan kilang kompleks Indonesia lebih rendah dibanding beberapa tetangga, seperti Singapura dan Thailand.

"Memang relatif rendah dibandingkan dengan kilang yang berada di kawasan Asia," kata Dwi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 19 April 2016.

Kompleksnya pengelolaan kilang di Indonesia berimbas kepada membengkaknya biaya produksi yang harus digelontorkan oleh perseroan. Padahal, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) minyak itu sedang melakukan efisiensi. 

Sementara itu, Dwi menjelaskan, dari sisi kapasitas kilang, selama ini permintaan kebutuhan minyak nasional justru berbanding terbalik dengan kapasitas yang dimiliki oleh kilang Indonesia. Jika dibandingkan dengan Singapura, justru sangat berbeda jauh.

"Waktu tahun 2014, demand (permintaan) itu mencapai 1,5 juta barel per hari. Jadi, ada sekitar minus 34 persen. Singapura itu demand 148 ribu barel per hari, mereka memiliki kapasitas 1,3 juta barel per hari," kata Dwi.

Minimnya kapasitas kilang tersebut, kata Dwi, menjadi salah satu penyebab Indonesia masih bergantung terhadap impor minyak. Karenanya, pembangunan kilang memang menjadi prioritas utama saat ini, demi mengakomodir kebutuhan minyak nasional. (asp)