Defisit APBN Melebar, Penerimaan Migas Jadi Andalan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Pemerintah memproyeksikan defisit anggaran melebar menjadi 2,48 persen dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016, lebih tinggi dari target awal APBN 2016 sebesar 2,15 persen.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro berharap, akan ada kenaikan harga minyak sehingga ada penambahan penerimaan negara guna menutupi defisit anggaran.

"Ya gitu aja, kalau harga minyak naik ada penambahan penerimaan," kata Bambang usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016.

Menurut Bambang, ada pula strategi penghematan untuk menutupi defisit APBN. Ia menuturkan, jika defisit semakin melebar maka mau tidak mau sejumlah belanja pemerintah akan mengalami penundaan.

"Kalau ada belanja yang di-delay (ditunda) ya delay, gitu aja," kata Bambang.

Ia yakin target defisit masih berkisar di antara 2,15 persen hingga 2,48 persen. "Ya tetap (enggak ada perubahan).”

(mus)