Brexit Tak Banyak Pengaruhi Ekonomi Indonesia

Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia mengaku terus memantau perkembangan dari rencana referendum Inggris, apakah akan keluar dari Uni Eropa atau tidak. Rencana tersebut, hingga saat ini diperkirakan belum memberikan dampak yang cukup besar bagi ekonomi Indonesia, meski sejumlah ekonom memprediksi akan berdampak pada ekonomi global.

Direktur Perencanaan Makro Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, rencana Inggris yang akan keluar atau tidak dari Uni Eropa pada 23 Juni 2016 nanti, sebenarnya berdampak besar pada ekonomi Uni Eropa, terutama terkait nilai tukar dan investasi yang masuk.

Sedangkan untuk ekonomi Inggris, dampak keluar dari Uni Eropa sebenarnya akan cukup positif, karena akan miliki ruang intervensi kebijakan yang lebih luas, sehingga pemerintah Inggris bisa lebih cepat melakukan intervensi ekonomi dalam merespons fenomena dan kondisi ekonomi global saat ini.

"Kalau dilihat, keluarnya Inggris dari Uni Eropa justru akan menguntungkan ekonomi Inggris. Pemerintah Inggris bisa menentukan kebijakannya sendiri," tegas Amelia kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat pada Selasa 21 Juni 2016. 

Adapun contoh kebijakan yang bisa diambil Inggris, kata dia, secara cepat dan mandiri ketika keluar dari Uni Eropa adalah kebijakan fiskal seperti pajak, kebijakan moneter suku bunga dan nilai tukar, serta kebijakan imigrasi. “Semua kebijakan tersebut, ke depannya tidak perlu lagi mengacu pada standar Uni Eropa,” ujarnya.

Amelia menambahkan, meski secara umum kondisi referendum Inggris cukup aman bagi Indonesia, pemerintah tetap melihat ada ruang yang harus tetap diwaspadai, yaitu kestabilan politik saat proses keluarnya Inggris. Bila kondisi itu berjalan dengan smooth (lancar), maka itu akan menenangkan pasar. 

"Intinya yang harus diwaspadai ke depannya itu adalah proses berjalan smooth dan hubungan relasi antara Inggris dan Uni Eropa dapat terjaga dengan baik, karena itu akan menenangkan pasar dan investor tidak khawatir," ujar dia. 

Perlu diketahui, kebijakan yang diambil Uni Eropa selama ini menjadi penghalang Inggris untuk melakukan perubahan regulasi yang bisa memengaruhi ekonomi. Kebijakan yang diambil Uni Eropa pada akhirnya memicu penderitaan ekonomi bagi orang-orang miskin di benua biru tersebut.

Berbagai peraturan Uni Eropa juga banyak menciptakan pengangguran massal dan menciptakan keamanan dunia yang tidak pasti, sehingga banyak pengamat mengatakan kebijakan itulah yang menjadi ketidakstabilan ekonomi dan ketidakamanan dunia. (asp)