Setahun Musibah Crane, Arab Saudi Belum Beri Kompensasi
- Twitter/Saudi Gazette
VIVA.co.id – Musibah crane yang jatuh di Masjidil Haram, Arab Saudi, saat musim haji September 2015 telah membuat banyak korban jiwa. Tak luput, jemaah haji asal Indonesia menjadi korban. Sebanyak 12 jemaah haji asal Indonesia meninggal dunia dan 42 jemaah yang lain mengalami luka.
Pemerintah Arab Saudi pernah berjanji akan memberikan santunan sebesar Rp3,8 miliar bagi semua keluarga korban meninggal dunia maupun cacat fisik. Adapun untuk korban yang mengalami luka mendapatkan santunan Rp1,9 miliar.
Lantas, bagaimana kelanjutannya?
Menurut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kementerian Agama, Abdul Djamil, hingga saat ini pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah Arab saudi agar kompensasi yang dijanjikan bisa cair untuk korban.
"Kami masih melanjutkan proses, saat ini kami terus melakukan komunikasi dengan Kedubes Arab Saudi untuk terus memproses kasus ini agar cepat selesai," ujar dia di Jakarta, Sabtu 23 Juli 2016.
Namun, menurut Djamil, sampai sekarang pemerintah Arab Saudi masih belum memberikan kabar kepastian. Saat ditanya mengenai hambatan dana kompensasi tersebut belum juga turun, Djamil mengaku tidak mengetahui secara persis hambatan pemerintah Arab Saudi yang belum mencairkan dana.
"Saya tidak tahu persis. Yang jelas, sekarang sedang diproses agar nantinya hak yang terkena musibah cepat dipenuhi," tutur dia.
Antisipasi Kementerian Agama
Setelah hampir satu tahun peristiwa jatuhnya crane, tahun ini, pemerintah mulai melakukan beberapa persiapan untuk melindungi para jemaah haji Indonesia.
Abdul Jamil menjelaskan, Kementerian Agama sudah menambah personel tambahan untuk melindungi jemaah haji Indonesia di Arab Saudi. Selain itu, pihaknya akan menambah pasukan di Arafah dan Mina.
"Arafah dan Mina, khususnya untuk jamarat, satu titik melempar 1,5 juta orang dan tentunya harus diantisipasi sebaik mungkin," ujar dia.
Ia mengimbau agar jemaah haji Indonesia menaati jadwal melontar jumrah yang telah disiapkan oleh pemerintah Arab Saudi, untuk menghindari penumpukan seperti dahulu.
"Taati jadwal melontar supaya taat kepada ketentuan Arab Saudi yang sudah diberikan sebelumnya dan juga nantinya supaya tidak menumpuk pada saat ibadah," tutur dia.