Rupiah Nanti Data Inflasi Juli

Uang kertas pecahan Rp100.000.
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta
VIVA.co.id - Transaksi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, hari ini tertahan rilis data perekonomian. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, akan mengumungan realisasi inflasi pada Juli 2016

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada, Senin 1 Agustus 2016, mengatakan, laju rupiah yang cenderung stagnan, membuat rentan akan pelemahan, jika sentimen yang ada kurang mendukung dari rilis tersebut. 

Sebab, kembali melemahnya minyak dunia di area US$40 per barel, membuat pergerakan rupiah sempat tertekan di pekan lalu, meski masih diimbangi adanya sentimen positif.

"Akan dirilisnya data inflasi Indonesia menjadi fokus para pelaku pasar dan diharapkan mampu menopang laju rupiah," kata dia di Jakarta.

Reza mengatakan, dolar AS bergerak cenderung melemah terhadap mata uang mayoritas di dunia seperti EUR, GBP, AUD, serta NZD. Apalagi, terhadap laju Yen yang kembali mengalami penguatan, setelah pelaku pasar sedikit kecewa akan program stimulus pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, pelemahan laju dolar juga dipengaruhi respons pasar terhadap rilis pertumbuhan ekonomi AS, yang cenderung melambat pada kuartal 2-2016. Hari ini, pihaknya memperkirakan, pergerakan rupiah akan berasa di kisaran Rp13.137 hingga Rp13.090 per dolar AS.

Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Interbank spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah diperdagangkan rata-rata pada level Rp13.080 per dolar AS, menguat dari perdagangan pada akhir pekan lalu di level Rp13.094 per dolar AS. (asp)