Bertemu Gubernur BI, Ratu Belanda Bahas Keuangan Inklusif

Ratu Maxima dari Belanda saat berbincang dengan Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Ratu Maxima dari Belanda melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta pada hari ini, Kamis 1 September 2016. Kunjungan kerja bertujuan untuk bertukar pandangan mengenai perkembangan program keuangan inklusif, baik secara global maupun di Indonesia.

Turut hadir dalam rombongan Ratu Belanda, Duta Besar Belanda di Indonesia, United Nations Resident Coordinator di Indonesia, serta delegasi United Nation Secretary – General’s Special Advocate For Inclusive Finance For Development (UNSGSA).

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, saat menerima kunjungan tersebut mengatakan, keuangan inklusif telah menjadi prioritas nasional Indonesia. Hal tersebut dengan pertimbangan, bahwa potensi keuangan inklusif di Indonesia masih sangat besar.

"Berdasarkan hasil survei Bank Dunia pada tahun 2014, hanya sebesar 36 persen dari penduduk dewasa yang memiliki rekening di bank," tutur Agus dalam siaran pers yang diterima VIVA.co.id, Kamis 1 September 2016.

Sebagai pedoman, sejak tahun 2012, BI dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan berkoordinasi bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan. Otoritas Jasa Keuangan dan Bappenas yang akan memprakasai pedoman Strategi Nasional Keuangan Inklusif.

Agus mengatakan, sebagai otoritas sistem pembayaran, bank sentral mendukung peningkatan keuangan inklusif melalui pengembangan di sistem pembayaran dengan penggunaan instrumen non tunai.

Program unggulan keuangan inklusif yang dilakukan BI, yaitu pengembangan inovasi saluran distribusi, produk dan jasa dalam bentuk Layanan Keuangan Digital untuk memfasilitasi intermediasi. Kedua, Penyaluran Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) secara non tunai.

Kemudian ketiga, Interkoneksi antarpenerbit uang elektronik. Keempat, remitansi secara nontunai. Kelima, perluasan ekosistem melalui Gerakan Nasional Non Tunai, dan keenam adalah edukasi Keuangan.

"Untuk mendukung program keuangan inklusif, BI juga aktif berperan dalam pengembangan UMKM melalui program Pencatatan Transaksi Keuangan dan Program Pengendalian Inflasi," kata Agus. (asp)