Penerimaan Pajak Diprediksi Tidak Sesuai Harapan Pemerintah

Tumpukan uang rupiah pecahan lima puluh ribu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, menyampaikan posisi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 tercatat sebesar Rp224,3 triliun, atau 75,6 persen dari total target yang ditetapkan sebesar Rp296,7 triliun

“Sehingga, posisi defisit hingga akhir September 2016 sebesar 1,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB),” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat di gedung parlemen, Jakarta, Rabu 12 Oktober 2016.

Ani, sapaan akrab Menkeu, menjelaskan, pemerintah sudah terlebih dahulu melakukan startegi front loading di awal tahun, guna membiayai realisasi defisit hingga akhir tahun ini. Kekhawatiran kurang optimalnya penerimaan pajak, menjadi alasan pemerintah menerapkan kebijakan tersebut.

“Memang, penerimaan pajak dalam delapan bulan pertama sangat di bawah yang diharapkan. Maka, pembiayaan harus dilakukan di depan atau lebih awal, untuk menjaga cashflow pemerintah,” katanya.

Sebagai informasi. pemerintah dalam APBN-P 2016 menargetkan posisi defisit anggaran hingga akhir tahun sebesar 2,35 persen terhadap PDB. Namun, belakangan ini Ani memproyeksikan adanya pelebaran defisit sebesar 0,2 persen, lantaran kekurangan penerimaan pajak yang berpotensi meningkat.

(ren)