Minyak Dunia Diprediksi Anjlok ke US$25 per Barel

Rig Minyak.
Sumber :
  • CNBC

VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia diprediksi bakal anjlok hingga ke level US$25 per barel. Hal ini bisa terjadi, bila negara-negara eksportir minyak OPEC tidak mampu mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi minyak pada pertemuan yang akan berlangsung Rabu ini di Wina.

Dilansir CNBC, Rabu 30 November 2016, Arab Saudi menuntut Iran dan Irak berpartisipasi dalam pemangkasan produksi minyak. Sementara itu, Iran menuntut Arab Saudi mengambil alih semua target pengurangan produksi sendirian. Tentu saja, dua permintaan tersebut sesuatu yang bertolak belakang.

Permintaan Iran itu berdasarkan persepsi bahwa Arab Saudi, seharusnya berperan paling besar dalam menstabilkan pasar, dan bukan mengharapkan yang lain melakukannya. Dikarenakan Arab Saudi selama ini telah mendapatkan keuntungan dari absennya minyak Iran, Nigeria, dan Libia di pasar minyak dunia.

Arab Saudi pernah mengurangi jumlah produksi minyaknya, tetapi tidak tahun ini. Riyadh malah mempertahankan produksi minyak dan menggenjot ekspor, berebut pangsa pasar dengan Iran dan produsen lainnya.

John Kilduff, analis komoditas dari Again Capital mengatakan, harga minyak akan sulit pulih hingga akhir tahun depan, terutama dengan meningkatnya volume produksi minyak dari Iran, Irak, Rusia, dan Azerbaijan. Ia memprediksi, harga minyak akan merosot hingga US$25 per barel.

"Menunggu apa yang terjadi selanjutnya pada Rabu sore. Kali ini, sesuatu yang buruk akan terjadi, ke titik harga minyak terendah mendekati US$25 per barel," katanya.  

Pada perdagangan kemarin, harga minyak mentah Brent turun US$1,87, atau 3,9 persen, per barel. Minyak mentah AS turun US$1,85 atau 3,9 persen, menjadi US$45,23 per barel. (asp)