Jurus Komunitas Desainer Etnik Lestarikan Kain Nusantara

Sally Giovanny - batik trusmi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Purna Karyanto

VIVA.co.id – Komunitas Desainer Enik Indonesia (KDEI) yang dibentuk sebagai wadah komunikasi antardesainer untuk mengangkat tekstil Nusantara siap menggaet desainer muda berbakat tepat berusia satu tahun. Paguyuban yang diketuai oleh Haizal Raiz atau kerap disapa Buyung ini ingin selalu menampilkan kain etnik di berbagai daerah.

Tidak hanya itu, KDEI juga selalu mengikuti perkembangan budaya modern kontemporer dan dunia global. Beberapa tekstil Nusantara yang kerap dieksplor, meliputi kain batik, songket, ikat, sulaman, manik-manik dan etnik lainnya.

Saat ini, anggota dari KDEI sebanyak 130 orang dari 23 provinsi. Para anggota tersebut adalah desainer yang selalu mengaplikasikan budaya etnik.

"Hari ini pada tanggal 19 Desember 2016 tepat satu tahun komunitas ini berdiri. Saat ini telah ada 130 anggota dari 23 provinsi dan ini menjadi tugas kami agar cepat meningkatkan kesadaran masyarakat dengan etnik Indonesia," ujar Buyung selaku Ketua Umum KDEI di kawasan Jakarta Selatan, Senin, 19 Desember 2016.

Dia menjelaskan bahwa KDEI juga akan lebih mengajak desainer muda yang ingin mengembangkan tekstil Nusantara. Selain itu, akan menjalin kerja sama dan menjadi mitra sejajar dengan asosiasi, ikatan, paguyuban atau komunitas yang berorientasi pada seni budaya etnik Indonesia.

Tidak hanya itu, KDEI juga akan melibatkan instansi-instansi pemerintah terkait demi membantu dan menjaga warisan leluhur agar menjadi fesyen bernilai tinggi.

"Saya juga sedang mencari bibit muda untuk menjadi tokoh di balik perkembangan kekayaan Indonesia agar dapat dieksplor lebih jauh. Target kami sesuai dengan visi dan misi KDEI, yakni menjaga dan melestarikan kain Nusantara," ucapnya.