Cara Jadi Mapan Sekaligus Pensiun Dini

Seorang pekerja kantor di Beijing, China, saat sedang beristirahat.
Sumber :
  • REUTERS/Jason Lee

VIVA.co.id – Pensiun dari kantor umumnya berada pada usia 65 tahun. Namun, pekerja zaman sekarang sebaiknya mulai memikirkan cara efektif untuk meraih kemapanan yang setara pada usia semuda mungkin.

"Kita sebagai anak muda harus berfikir bagaimana agar saya bisa bekerja secepat-cepatnya dan pensiun sedini
mungkin. Kenapa? Dengan kita pensiun itu pemikiran kita tidak harus menunggu usia sampai 65 tahun baru mapan," kata praktisi sekaligus inspirator investasi, Ryan Filbert, saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 10 Januari 2017.

Menurutnya, anak muda tidak perlu menunggu usia tua untuk mendapatkan keuangan yang mapan. Anak muda harus berpikir kreatif dan inovatif.

"Bagaimana caranya di usia 30 sudah mapan? Itu punya target pribadi. Bahwa kita tidak boleh berpikir, umur 65 tahun masih lama. Jadi selalu santai karena waktunya masih banyak," tuturnya.

Ryan menuturkan, pemuda yang sukses bukan hanya milik enterpreneur muda, namun dengan menjadi profesional yang dapat mengelola keuangannya secara bijak melalui berinvestasi. Hal tersebut pun dapat diraih.

"Harus berpikir kreatif. Satu-satunya jalan harus jadi enterpreneur, pekerja keras, dan memiliki investasi. Kalau
tidak memiliki aset, tidak ada orang yang bisa bertahan hidup tanpa punya pekerjaan," ujarnya.

Saat ini, Ryan menjelaskan, pemerintah dan lembaga terkait telah menyediakan akses investasi yang mudah dan murah. Berbeda pada belasan tahun lalu, ketika media investasi membutuhkan modal yang besar, saat ini hanya dengan Rp100 ribu sudah dapat membeli reksa dana.

"Hari ini pasar modal sudah terbuka bisa beli reksa dana di bank bahkan lewat Bukalapak pun sudah bisa dari kemarin. Sudah lebih besar (akses) dibanding zaman 13 tahun lalu buka rekening saham Rp20-30 juta, hari ini Rp100 ribu. Kesempatan terbuka," ujarnya.

Sehingga, sudah tidak ada alasan klise bahwa investasi mahal. "Artinya sudah kebuka, mau tidak membuka diri bahwa kita harus belajar. Karena kita terlalu santai jadi tidak mau belajar," lanjut Ryan.

(ren)