AS Keluar dari TPP, Untung RI Belum Jadi Anggota

Ilustrasi industri logistik
Sumber :
  • eolaspecialtyfoods.com

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengeluarkan Amerika Serikat, dari keanggotaan perjanjian perdagangan Kemitraan Trans Pasifik, atau Trans Pacific Partnership alias TPP. 

Hal ini merupakan realisasi atas janji kampanyenya tahun lalu, di mana menurutnya keputusan tersebut dinilai sebuah hal yang baik bagi para pekerja di AS. 

Analis First Asia Capital David N. Sutyanto mengatakan, Indonesia yang belum bergabung menjadi bagian dari kemitraan perdagangan yang beranggotakan 12 negara tersebut menjadi sebuah keuntungan. Sebab, pengaruhnya ke pasar saham dalam negeri tidak signifikan.

"Well, untungnya Indonesia enggak ikutan TPP. Jadi, efeknya ke sini (Indonesia) sih enggak banyak," ujarnya kepada VIVA.co.id, Selasa 24 Januari 2017.

Kemitraan ini diinisasi oleh Presiden Barack Obama, guna memperkuat kebijakan perdagangan AS di kawasan Asia Pasifik. TPP bertujuan untuk memotong batasan perdagangan di beberapa negara Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi terpesat.

Kemitraan perdagangan bebas tersebut dikaji selama lima tahun dan membutuhkan ratifikasi dari setidaknya enam negara yang menyumbang total 85 persen produk domestik bruto (PDB) dari semua anggota.

Dengan keluarnya AS dari keanggotaan TPP, sebagai gantinya Trump akan menjalin perjanjian perdagangan yang dinegosiasikan secara bilateral. Menurut David, ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menjalin hubungan dagang dengan AS secara bilateral. (asp)