Hingga Akhir 2016, Kredit Tumbuh 7,8 Persen

Dubes RI untuk Swiss, Muliaman D. Hadad.
Sumber :
  • Muhammad Yasir/Makassar/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2016 mencapai 7,87 persen. Pertumbuhan tersebut meningkat dibanding per Oktober 2016 yang sebesar 7,4 persen secara year on year.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, mengatakan, kredit perbankan tidak tumbuh seperti yang banyak diharapkan. Kredit dalam mata uang rupiah masih mendominasi pertumbuhan kredit tahun lalu, yakni mencapai 9,15 persen. Sementara itu, kredit dalam denominasi valuta asing (valas) hanya tumbuh 0,92 persen.

"Kami masih optimis kredit akan membaik, karena pembelian secara kredit (dengan mata uang) rupiah masih tinggi," kata Muliaman di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jumat, 3 Februari 2017.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat telah membaik. NPL gross sebesar 2,93 persen, sedangkan NPL net sebesar 1,2 persen.

"Seperti yang pernah kami sampaikan, program restrukturisasi perbankan dari 2015 hingga pertengahan 2016 sudah dapat diisolasi oleh industri perbankan nasional dengan pencadangan yang cukup," tuturnya.

Di sisi lain, kata Muliaman, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan hingga akhir 2016 tercatat membaik. Bahkan, pertumbuhan DPK lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit di industri perbankan.

"DPK ini tumbuh lebih besar daripada kredit, yaitu 9,6 persen. Kalau dipecah, DPK rupiah ini tumbuh 11,6 persen, sedangkan DPK valas justru minus 0,33 persen. Pertumbuhan DPK terjadi pada September, Oktober, November," tuturnya.