AS Kucurkan Rp532 Miliar untuk Potensi Laut Indonesia

Kesepakatan pemberian hibah US$40 juta dari AS ke Kementerian KKP.
Sumber :
  • VIVA.co.id/shintaloka Pradita Sicca

VIVA.co.id – Amerika Serikat jalin kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia melalui pemberian hibah US$40 juta atau setara Rp532 miliar dengan nilai kurs Rp13.300. Hibah berbentuk lima pengadaan proyek bersama dalam program US Agency for International Development atau USAID Konservasi Kelautan dan Perikanan Berkelanjutan di Indonesia. 

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) P Nilanto Perbowo menyebut proyek itu yaitu Sustainable Ecosystems Advanced (SEA), National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Supporting Nature and People Partnership for Enduring Resources (SNAPPER), Interpol, dan Oceans. 

Menurut dia, implementasi proyek ini akan difokuskan pada 13 Kabupaten Provinsi Maluku Utara, Maluku, dan Papua Barat. 

Sekretaris Jenderal KKP Sjarief Widjaja mengungkapkan kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan, ketahanan pangan dan nutrisi, serta mata pencaharian yang berkelanjutan melalui upaya konservasi habitat dan spesies penting dalam 715 wilayah pengelolaan perairan (WPP) yang menjadi target. 

Selain itu, diharapkan pula dapat meningkatkan kapasitas KKP dalam implementasi Port State Measure Agreement (PSMA), serta pemberantasan IUU Fishing, dan alert system di 86 marine protected area (MPA) melalui pemanfaatan data satelit VIIRS untuk mendeteksi kapal (VIIRS boat detection). 

Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Joseph R. Donovan mengatakan, Amerika Serikat dan Indonesia memiliki kemitraan yang kuat di sektor maritim, termasuk melalui program baru yang ditujukan melindungi keanekaragaman hayati laut yang vital serta mempromosikan pemanfaatan berkelanjutan yang akan mengamankan sumber daya pangan dan mata pencaharian masyarakat Indonesia. 

"Dengan program USAID ini akan diupayakan pengelolaan enam juta hektare habitat kritis kelautan dan perikanan, pembangunan dan dukungan terhadap 15 KKL (Kawasan Konservasi Laut), serta peningkatan produktivitas perikanan, keamanan pangan dan gizi, dan mata pencaharian yang berkelanjutan di 13 Kabupaten di Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat,” ungkap Joseph.