Syarat Ekonomi RI Bisa Tumbuh di Atas Lima Persen

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Sumber :
  • ANTARA/M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga tingkat konsumsi masyarakat tidak tergerus dari adanya kekhawatiran tingginya laju inflasi tahun ini. Demi menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun ini, pemerintah mengaku hanya bisa mengandalkan sektor konsumsi masyarakat.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan optimismenya, pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa berada di kisaran 5,3 persen, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 sebesar 5,1 persen, maupun proyeksi Bank Dunia sebesar 5,2 persen.

“Dengan catatan, eksternalnya tidak negatif lagi,” kata Ani, sapaan akrab Sri Mulyani, di Jakarta, Kamis 23 Maret 2017.

Ia mengatakan, konsumsi masyarakat, memang masih menjadi andalan utama untuk menggenjot pertumbuhan tahun ini.

Bahkan, Presiden Joko Widodo pun telah menginstruksikan kementerian/lembaga terkait, agar mengendalikan harga yang selama ini memiliki pengaruh besar bagi tingkat konsumsi masyarakat.

“Kalau terjaga dari sisi inflasi, maka akan tumbuh. Konsumsi bisa di atas lima persen, pertumbuhan ekonomi pasti mendekati lima persen,” katanya.

Sementara itu, dari sektor investasi, mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu tak terlalu berharap banyak. Kondisi tersebut, kata Ani, tercermin dari perusahaan-perusahaan nasional yang masih dalam proses pemulihan, pasca pelemahan harga komoditas global.

Secara garis besar, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi nasional masih mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Namun dengan catatan, faktor eksternal tidak lagi menjadi penghambat aktivitas perdagangan, seperti dalam kurun waktu tiga tahun belakangan.

“Kami melihat momentum pertumbuhan ekonomi masih di atas 5,2 persen, bahkan 5,3 persen. Asalkan (pertumbuhan) ekspor nol saja, atau mendekati 0,5 persen. Setengah persen saja pertumbuhannya, jangan negatif,” tutur Ani.