Demi Satelit Internet Indonesia, Kominfo Rayu Perbankan

Ilustrasi satelit.
Sumber :
  • www.esa.int

VIVA.co.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengaktifkan proyek Palapa Ring Paket Timur pada Rabu 29 Maret 2017 setelah Financial Close proyek strategis nasional tersebut. 

Proyek tulang punggung telekomunikasi serat optik yang menghubungkan Indonesia Timur itu mendapat kredit pembiayaan dari PT BNI, Tbk. bersama dengan Bank Sindikasi, yaitu Bank ICBC Indonesia, Bank Papua, Bank Malukumalut dan Bank Sulselbar. Kredit perbankan itu membiayai sekitar Rp4 triliun dari total biaya pembangunan proyek Rp5,13 triliun. 

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bersyukur dan berterima kasih atas kontribusi perbankan dalam pembiayaan proyek tersebut. Rudiantara berharap, perbankan makin agresif mengucurkan kreditnya dalam proyek infrastruktur. 

"Ada proyek lebih besar lagi yang akan dibangun untuk menyelesaikan backbone kita yang bermasalah. Kita ingin bangun satelit (High Throughput Satellite/HTS). Satelit ini fokus internet kecepatan tinggi," ujar Rudiantara di kantor Kominfo, Rabu 29 Maret 2017. 

Rudiantara mengatakan, untuk pembangunan satelit internet berkecepatan tinggi itu menggunakan skema yang sama dengan Palapa Ring, yakni Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). 

"Penetapan pemenang (proyek satelit) 2018. Pembangunan satelit paling tidak 30 bulanan. Saya rasa BNI punya advantage ya karena pernah membangun Palapa Ring," ujar dia.  Satelit internet ini diperkirakan akan mengorbit pada 2021.

Langkah pemerintah menyiapkan satelit internet itu memang untuk menyesuaikan dengan tren perkembangan telekomunikasi. Menurut Rudiantara, dalam beberapa tahun ke depan isu soal interkoneksi bakal sudah usang seiring dengan meningkatnya model bisnis berbasis data yang dijalankan operator. 

"Interkoneksi terus nanyanya. Aduh, ini jadul. Dalam tiga tahun lagi kita bicara data. Saat ini saja, ada operator yang dapatkan dari data itu 40 persen, ada yang mengaku 70 persen. Jadi jadul itu (interkoneksi) sekarang," kata dia. 

Selain satelit, Menteri kelahiran Bogor itu mengatakan, perbankan juga bisa membiayai proyek yang lebih besar lagi yakni dalam penataan ekosistem penyiaran seiring selesainya revisi UU Penyiaran. 

Sebelumnya, Rudiantara memperkirakan, proyek satelit internet ini menghabiskan nilai investasi sekitar US$300-US$400 juta. Namun, angka tersebut berpotensi semakin membengkak dari perkiraan, apabila ditambah dengan pembangunan sarana dan prasarana. Pemerintah, kata dia, akan memetakan pendistribusian satelit tersebut, demi mendapatkan manfaat lebih di setiap daerah.