Menelusuri Asal Pasokan Gas PLTGU Cilegon

PLTGU Cilegon.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA.co.id – PT Indonesia Power, anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara memasok gas dari perusahaan asal China, China National Offshore Oil Corporation atau CNOOC dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Cilegon. 

Porsinya, CNOOC memasok gas dengan kapasitas 80 Billion British Thermal Unit (BBTU) per hari, sedangkan PGN sebanyak 30 BBTU per hari.

General Manager Unit Jasa Pembangkitan PLTGU Cilegon, Zuhdi Rahmanto, mengatakan, listrik yang dihasilkan mencapai 665 Megawatt jika kapasitas stabil. Hasil kelistrikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem Jawa hingga Bali dan kebanyakan pabrik serta industri sekitar Cilegon. 

"Kami di Provinsi Banten sebagai satu-satunya yang menggunakan gas, di tempat lain ada pembangkit listrik Labuan di Anyer, ada PLTU Suralaya, terus ada Suralaya Unit 8 dan Cilegon ini. Jadi yang menggunakan gas hanya ada di sini. Yang lain sebagian besar menggunakan batu bara," kata Zuhdi di PLTGU Cilegon, Banten, Kamis 6 April 2017. 

Ia mengatakan, gas yang diperoleh dari CNOOC berasal dari blok South East Sumatera (SES) yang merupakan ladang migas offshore di sekitaran pantai utara Jakarta. Blok tersebut memiliki produksi gas yang cukup besar untuk memasok energi listrik.

Zuhdi menambahkan, kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) dengan CNOOC akan habis masanya pada 2018 yang telah diteken sejak September 2006. Hal itu juga berbarengan dengan habisnya masa kontrak pengelolaan CNOOC di blok SES tersebut.

Menurut Zuhdi, perusahaan belum ada pembicaraan lebih lanjut terkait dengan perpanjangan dan kelanjutan kontrak tersebut.

"Dari pihak PLN (induk usaha) sedang disiapkan kontrak dan itu memang ranahnya. Baik dari PLN dan pihak lain, belum ada pembahasan di kita, belum ada informasi," ujar dia. 

Seperti diketahui, harga gas untuk pembangkit listrik dari CNOOC ditetapkan sebesar US$6,7 per MMBTU. Sementara itu, Biaya Pokok Produksi (BPP) listrik ditetapkan sebesar Rp750 per kWh. 

"BPP di PLTGU ini sekitar Rp750 per kWh, tapi memang tergantung pemeliharaannya, namun rata-ratanya sekitar segitu," kata dia.