Bagaimana Nasib Ketersediaan Listrik 5 Tahun Lagi?

Sumber energi terbarukan.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA.co.id – Perkembangan industri ketenagalistrikan sebagai penggerak ekonomi nasional masih menghadapi sejumlah tantangan. Ketidakpastian regulasi, sampai dengan minimnya koordinasi antara kementerian dan lembaga bersama para pemangku kepentingan terkait lainnya menjadi pekerjaan rumah yang harus diperbaiki untuk meningkatkan industri kelistrikan.

Demikian hasil survei yang dikemukakan oleh Asosiasi Produsen Listrik Indonesia dan PwC Indonesia, Senin malam, 5 Juni 2017. Laporan tersebut menggunakan beragam koresponden yang terdiri dari perwakilan pemilik dan operator produsen listrik swasta, pengembang pembangkit listrik, Badan Usaha Milik Negara, dan pemerintah.

“Responden berpandangan, perlu perbaikan alokasi risiko dalam perjanjian jual beli tenaga listrik. Maka hal ini dapat mendukung elektrifikasi dan keandalan pasokan listrik,” jelas Power & Utilities Partner PwC Indonesia, Yanto Kamarudin, saat ditemui di Balai Kartini.

Selain itu, hampir 67 persen respoden mengkhawatirkan tentang ketersediaan pasokan listrik dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Menurut mereka, permintaan pasokan listrik di Indonesia setiap tahunnya terus mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, seiring dengan jumlah penduduk yang semakin banyak.

Maka, peralihan ke arah energi terbarukan dianggap menjadi salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. “Solusi mini grid dan off grid semakin relevan untuk negara kepulauan yang wilayahnya luas seperti Indonesia. Meski demikian, beberapa isu terkait tarif, model usaha, dan penerimaan masyarakat setempat masih menjadi tantangan,” katanya.

Terlepas dari beberapa tantangan dan risiko tersebut, para responden masih memandang bahwa reformasi yang saat ini tengah digencarkan oleh pemerintah mampu menciptakan peluang untuk meningkatkan pasokan listrik nasional. Hal tersebut, tentu bisa menjaga iklim investasi di dalam negeri terjaga.

“Tetapi kami melihat masih banyak perbaikan yang perlu dilakukan untuk mempercepat perkembangan elektrifikasi di Indonesia untuk menjangkau mayoritas penduduk di seluruh nusantara,” kata Ketua Harian APLSI, Arthur Simatupang, dalam kesempatan yang sama. (one)