JICT Enggan Ungkap Kerugian Selama Karyawan Mogok Kerja

Pekerja Mogok, Aktivitas Bongkar Muat di JICT Berhenti.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – PT Jakarta International Container Terminal (JICT) memastikan aksi mogok kerja ratusan karyawan, yang digelar mulai 3 Agustus 2017, tak sampai merugikan importir dan eksportir. Menurut Wakil Direktur Utama PT JICT, Riza Erivan, aktivitas bongkar muat barang milik importir dan eksportir tetap berjalan.

Aktivitas bongkar muat barang telah dialihkan ke terminal bongkar muat lainnya. "Pada prinsipnya kapal yang membongkar muat di JICT dialihkan ke terminal-terminal di sebelah kami (TPK Koja salah satunya)," kata Riza dalam jumpa pers di Hotel Ambhara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu 6 Agustus 2017.

Riza mengatakan, meski aktivitas bongkar muat kapal dialihkan ke terminal lain, importir dan eksportir pemilik barang tidak dikenai biaya tambahan. 

Saat mogok kerja berlangsung, menurut Riza, PT JICT telah mengeluarkan surat edaran bagi pengguna jasa bongkar muat di terminal JICT. Sehingga pengalihan bongkar muat barang berjalan normal.

Namun, Riza enggan mengungkapkan berapa kerugian yang telah ditanggung JICT selama berlangsung mogok kerja karyawan. Padahal Asosiasi Logistik Indonesia memprediksi JICT mengalami kerugian antara Rp100 miliar hingga Rp200 miliar.

"Apa yang kami tanggung pada penutupan periode itu yang sengaja kami tutup. Jika itu ada biaya, kami akan tanggung biayanya. Misalnya dalam periode jam 03.00 pagi sampai jam 15.00 sore itu ada penumpukan biaya storage atau biaya-biaya yang ada di periode itu, tentunya menjadi tanggungan perusahaan," kata Riza. (ren)