28-9-1989: Ferdinand Marcos Meninggal di Pengasingan

Mantan Presiden diktator Filipina, Ferdinand Marcosq
Sumber :
  • Dok. Library of Congress

VIVA.co.id – Hari ini, 28 tahun yang lalu, mantan Presiden Filipina Ferdinand Marcos meninggal dunia. Marcos meninggal di Hawaii, tempat ia diasingkan.

Marcos menguasai Filipina selama lebih dari 20 tahun. Ia terpilih pada 1966. Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh kelompok sayap kiri, membuat Marcos mengumumkan darurat militer pada 1972.

Setahun kemudian, ia mengukuhkan kekuatannya sebagai seorang penguasa diktator. Aktivitas anti-komunis yang ia lakukan membuatnya mendapat dukungan penuh dari pemerintah AS.

Namun, dikutip dari History, masa berkuasa rezim Marcos ditandai dengan penyalahgunaan dukungan asing, penindasan, dan pembunuhan atas nama politik. Pada 1986, Marcos menipu pemilih dalam proses pemilihan presiden, yang menyatakan dirinya sebagai pemenang pemilu dan mengalahkan Corazon Aquino, istri almarhum Benigno Aquino, seorang saingan yang terbunuh.

Namun, Corazon Aquino dengan berani juga menyatakan dirinya sebagai pemenang yang sah. Kejenuhan publik pada rezim Marcos yang korup dan diktator yang telah berkuasa selama lebih dari 20 tahun membuat publik bersatu di belakangnya.

Marcos dijungkalkan, dan Aquino berkuasa. Marcos dan istrinya Imelda lalu melarikan diri ke Hawaii. Mereka diasingkan, sedangkan di dalam negeri penyelidikan atas dugaan penggelapan harta negara yang mereka lakukan mulai digelar.

Dan pada tanggal ini, 28 September, Marcos meninggal dunia di Hawaii. Tiga tahun kemudian, pada 1992, Imelda kembali ke Filipina dan mencalonkan diri sebagai presiden dan ia dikalahkan.

Pada 1995, dia memenangi sebuah kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Filipina. Dia mengajukan tawaran lain untuk menduduki kursi kepresidenan pada 1998. Tapi pada 2001, Imelda ditangkap atas tuduhan korupsi dan pemerasan yang dilakukan selama masa kepresidenan suaminya. Namun, akhirnya ia dibebaskan.