Sri Mulyani: APBN 2019 Fokus untuk Pengembangan SDM

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Indonesia (APBN) di 2019 akan difokuskan utamanya untuk pengembangan sumber daya manusia.

Hal ini, kata dia, sejalan dengan permintaan Presiden yang meminta agar pada 2019 sisi belanja negara difokuskan pada sumber daya manusia, sehingga bisa meningkatkan kapasitas skill demi mengantisipasi perubahan teknologi dan persaingan yang semakin ketat.

"Karena manusia yang paling penting, rakyat kita yang paling penting. Jadi mereka butuh pendidikan tidak hanya jumlahnya, karena untuk tahun depan jumlah anggarannya akan naik, berarti anggaran pendidikan akan mencapai lebih dari Rp460 triliun atau Rp479 triliun bahkan. Itu hampir mendekati Rp500 triliun," ujarnya di Gedung DPR RI, 11 April 2018.

Selain itu, lanjut dia, sisi belanja APBN 2019 juga akan difokuskan untuk kebutuhan kesehatan, yang nantinya kesiapan anggaran ini akan mengacu pada anggaran yang dibutuhkan Kementerian  Kesehatan.

"Maka akan kita lihat dari sisi anggaran Kementerian Kesehatan, kebutuhan BPJS, pelayanan kesehatan, dan kerja sama denan pemerintahan daerah. Pendidikan dan kesehatan itu sudah didelegasikan ke daerah. Jadi pemerintah harus bekerja sama sangat erat dengan daerah," ucapnya.

Kemudian, lanjut dia, nantinya jaringan pengaman sosial juga akan menjadi fokus APBN 2019. Di mana jaring pengaman sosial ini dimaksudkan untuk memperkuat ketahanan daya beli masyarakat agar bila terjadi guncangan ekonomi baik dari domestik maupun eksternal tidak akan berdampak kuat terhadap mereka.

"Makanya kita naikkan 10 juta PKH itu dari sisi jumlah income yang ditransfer. Jadi rakyat dalam hal ini jadi fokus utama di 2019 APBN. Kalau dari komposisi belanja ini sudah kita tetapkan prioritas," tegasnya.

Di samping fokus untuk SDM, lanjut Sri Mulyani, infrastruktur juga masih menjadi perhatian pemerintah untuk sisi belanjanya agar pengerjaannya cepat selesai. Namun, pembiayaannya tidak akan lagi didasari 100 persen melalui APBN, sebab pemerintah mengklaim telah menemukan instrumen-instrumen lain yang bisa dikombinasikan dengan pembiayaan dari APBN.

"Jadi poin saya adalah mengatakan kita akan dari sisi penerimaan, akan kita buat format kas atau proyeksi yang kredibel. Belanjanya akan kita sisir lebih prioritas dengan fokus adalah manusianya. Dan nanti pembiayaan defisit bisa kita tekan. Kan itu sesuai dengan aspirasi masyarakat," jelasnya. (one)