Bos IMF Kenalkan Model Kerja Sama Baru untuk Hadapi Gejolak Global

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Christine Lagarde
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari

VIVA – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde memperkenalkan, suatu bentuk skema kerja sama internasional baru, yang disebutnya multilateralisme baru. Hal itu disampaikannya dalam Annual Meeting Plenary Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali Nusa Dua Convention Center, Jumat 12 Oktober 2018.

Skema tersebut diperkenalkannya supaya negara-negara anggota IMF mampu menghadapi gejolak perekonomian global yang saat ini terus terjadi. Seperti perang perdagangan yang terus meluas dan semakin intensif, hingga risiko-risiko yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi dan digital ekonomi serta perubahan iklim.

"Mengarungi lanskap baru ini memerlukan kerja sama internasional, suatu kerja sama yang berbeda dari sebelumnya. Saya menyebutnya multilateralisme baru. Multilateralisme ini lebih inklusif, lebih berorientasi pada masyarakat, dan lebih berorientasi pada hasil," katanya.

Karena itu dia mengatakan, multilateralisme baru itu adalah kemitraan yang lebih kokoh antar negara untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Di mana upaya ini mengharuskan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk bekerja bersama untuk menumpas diskriminasi secara umum.

Kemudian, merancang reformasi pasar tenaga kerja yang tepat; dan memperkuat reformasi sistem pendidikan, pelatihan, dan perlindungan sosial serta menyiapkan masyarakat untuk menghadapi transformasi teknologi yang akan datang.

"Jenis kemitraan ini adalah bagian tak terpisahkan dari multilateralisme baru, bukan hanya karena ketegangan yang muncul dari eksklusi dan perubahan iklim yang tidak mengenal batas negara. Dalam hal ini, solidaritas justru menjadi kepentingan diri," paparnya

"Multilateralisme baru juga harus bersifat lebih inklusif, terbuka terhadap beragam pandangan dan pendapat. Multilateralisme baru ini harus lebih berorientasi manusia, mengedepankan kebutuhan manusia. Dan harus lebih efektif dan akuntabel, mewujudkan hasil bagi semua," tambahnya.