Kuartal III-2018, Portofolio Kredit BCA Tumbuh 17 Persen

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)
Sumber :

VIVA – Laporan kinerja keuangan PT Bank Central Asia Tbk di sembilan bulan 2018, mencatatkan pertumbuhan neraca yang sehat. Wakil Presiden Direktur BCA, Eugene K Galbraith mengatakan, portofolio kredit perseroan naik sebesar 17,3 persen menjadi Rp516 triliun, serta dana giro dan tabungan atau CASA tumbuh 11,4 persen menjadi Rp477 triliun.

Dengan pencapaian tersebut, Eugene pun memastikan bahwa perseroan berkode emiten BBCA ini telah membukukan pertumbuhan kredit yang Iebih tinggi, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kami melihat adanya peluang-peluang usaha serta peningkatan permintaan kredit usaha dari para nasabah. BCA juga mencatat pertumbuhan CASA yang solid, didukung oleh kepercayaan para nasabah terhadap Iayanan perbankan transaksi yang ditawarkan oleh BCA," kata Eugene di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 25 Oktober 2018.

Eugene menjelaskan, pertumbuhan kredit koorporasi sebesar 23,3 persen menjadi Rp199,2 triliun, utamanya berasal dari sektor jasa keuangan, telekomunikasi, serta minyak nabati dan hewani. Sementara kredit komersial dan UKM juga tercatat tumbuh 17,6 persen menjadi Rp176,4 triliun, dan kredit konsumer meningkat 9 persen menjadi Rp139,9 triliun.

"Di portofolio kredit konsumer, kredit pemilikan rumah naik 9,4 persen menjadi Rp86,3 triliun, dan kredit kendaraan bermotor meningkat 7,7 persen menjadi Rp41,5 triliun. Pada periode yang sama, outstanding kartu kredit juga tumbuh 10,9 persen menjadi Rp12,1 triliun," kata Eugene.

BCA mencatat pertumbuhan kredit yang sehat dengan rasio kredit bermasalah (NPL) pada level 1,4 persen di akhir September 2018, berada dalam tingkat toleransi risiko yang masih dapat diterima.

Selain itu, lanjut Eugene, BCA berhasil menutup periode sembilan bulan 2018, dengan laba bersih tumbuh 9,9 persen menjadi Rp18,5 triliun dari Rp16,8 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pendapatan operasional BCA yang terdiri dari pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya, diakui Eugene juga meningkat 10,1 persen menjadi Rp45,9 triliun, dibandingkan Rp41,7 triliun pada sembilan bulan 2017.

“BCA secara konsisten menerapkan praktik kehati-hatian dan mencermati kondisi perekonomian guna menjaga keberlangsungan kinerja bisnisnya. Kami optimis dinamika ekonomi Indonesia yang akan terus berlanjut, meskipun saat ini sedang dihadapkan pada perubahan kondisi global," kata Eugene.

"Kami meyakini bahwa kestabilan perbankan nasional akan tetap terjaga serta memiliki prospek positif dalam jangka panjang. Fundamental bisnis BCA yang solid dan kapabilitas dalam beradaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis, akan mendukung posisi BCA untuk terus bertumbuh," ujarnya.