Mau Terhindar dari Lowongan Kerja Bodong, Begini Caranya

Ilustrasi lowongan pekerjaan di koran.
Sumber :

VIVA – Kasus penipuan yang ada, sangat berangam saat ini di era teknologi digital. Salah satu yang lagi marak terjadi adalah penipuan lowongan kerja dan telah memakan banyak korban.

Pelamar diberi iming-iming gaji tinggi dan jabatan yang menggiurkan, agar tertarik untuk segera melamar kerja. Setelah beberapa saat, pelamar baru sadar kalau dirinya telah ditipu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. 

Sulitnya mencari pekerjaan menjadi salah satu alasan kenapa pelamar semakin mudah mempercayai informasi yang diberikan oleh sumber tak terpercaya. 

Agar Anda tidak menjadi korban berikutnya, sebaiknya indahkan tips melamar kerja berikut ini seperti dikutip dari Cermati.com, Selasa 15 Januari 2018, agar tak tertipu lowongan kerja bodong:

1. Perhatikan domain situs yang menyediakan lowongan kerja

Situs lowongan kerja diperuntukkan untuk memudahkan para pelamar dalam mencari kerja. Namun, jangan terlalu memercayai situs-situs yang jarang didengar. Apalagi, kalau situs tersebut menggunakan embel-embel tak berbayar, misalnya blogspot atau wordpress di belakangnya.

Situs pencarian kerja resmi biasanya domain yang berbayar, seperti .id, .net dan lain sebagainya. Apabila domain situs tersebut tidak jelas, dapat dipastikan kalau situs tersebut dikelola oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

2. Kunjungi website resmi perusahaan yang dilamar

Setelah mendapatkan informasi seputar lowongan kerja, kunjungi situs (website) dari perusahaan yang menawarkan lowongan tersebut untuk memastikan apakah informasi yang Anda dapatkan reliable

Sebab, informasi yang disebarkan pasti berasal dari situs resmi perusahaan yang bersangkutan. Apabila, informasi yang disampaikan sesuai dengan yang ada di website resmi, itu berarti situs tersebut terpercaya. Jika tidak, berarti perusahaan sedang tidak membuka lowongan kerja.

3. Cek keaslian e-mail yang tercantum pada situs

Perusahaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan pasti mencantumkan alamat e-mail agar pelamar dapat mengirimkan syarat-syarat yang dibutuhkan ke perusahaan. E-mail yang digunakan bukan alamat e-mail yang umum dipakai, seperti Yahoo atau Gmail, melainkan alamat e-mail resmi dari perusahaan.

Apabila situs penyedia lowongan kerja menggunakan alamat e-mail gratisan, itu artinya lowongan kerja yang tertera pada situs tersebut palsu. Sebaiknya, jangan kirimkan dokumen apapun agar data diri tidak disalahgunakan oleh mereka.

4. Sesuaikan alamat dan nomor telepon perusahaan

Mengingat, kasus penipuan rekrutmen kerja semakin merajalela, pastikan Anda selalu mengecek alamat dan nomor telepon yang tercantum dalam informasi lowongan kerja.

Apabila alamat dan nomor telepon yang dicantumkan berbeda, coba cek ke situs resmi dari perusahaan yang dilamar. Sebab, informasi terkait perubahan alamat dan nomor telepon terkadang tidak diumumkan kepada khalayak umum.

Apabila perusahaan tidak mengubah informasi apapun, situs tersebut sedang berusaha mencari korban. Jangan mau menjatuhkan lamaran lewat situs yang bersangkutan agar Anda tidak kena tipu.

5. Perhatikan tata cara melamar yang diperlukan

Perusahaan mempunyai tahap-tahap rekrutmen kerja yang jelas. Mulai dari tahap menjatuhkan lamaran, uji psikologis, cek kesehatan, hingga tahap interview kerja dengan rentang waktu tertentu.

Setiap tahap memiliki standar masing-masing di setiap perusahaan. Jika Anda memenuhi standar yang ditetapkan, dapat dipastikan kalau Anda akan lolos. 

Sementara itu, perusahaan yang nakal tidak memiliki standar jelas. Perusahaan tersebut malah melewatkan tahap-tahap paling krusial, seperti interview kerja. Anda patut waspada dengan perusahaan yang seperti ini.

6. Hindari perusahaan yang meminta uang pendaftaran

Perusahaan tidak pernah memungut biaya apapun kepada pelamar kerja. Adapun biaya yang dikeluarkan selama proses rekrutmen akan ditanggung oleh perusahaan itu sendiri.

Jangan percaya apabila pihak pengelola lowongan kerja meminta Anda untuk membayar sejumlah uang melalui nomor rekening tertentu. Apalagi jika alasannya untuk memudahkan proses rekrutmen kerja.

Seleksi kerja di perusahaan yang profesional sangatlah ketat. Bentuk-bentuk kecurangan, seperti suap sangat jarang terjadi karena perusahaan ingin mendapatkan kandidat yang dapat diandalkan saat bekerja, bukan karyawan yang suka berpolitisi.

7. Perhatikan bahasa iklan secara seksama

Bahasa yang digunakan oleh lowongan kerja palsu pada umumnya berlebihan, seperti “gaji tinggi, 100 persen diterima bekerja, posisi terbatas”. Sedangkan lowongan kerja yang sesungguhnya tidak pernah membubuhkan kalimat apapun di dalam surat edaran lowongan kerja, kecuali syarat, ketentuan, dan alamat e-mail untuk mengirimkan berkas.

Perhatikan juga penggunaan bahasa iklan yang tertera pada situs lowongan pekerjaan. Kalau perlu, bandingkan isinya dengan situs yang lain untuk memastikan apakah informasi lowongan kerja asli atau palsu. (asp)