PT Adhi Karya Akui Biaya LRT Melayang Jauh Lebih Mahal

Foto udara pemasangan U Shaped Girder pada proyek pembangunan kereta api ringan (LRT) Jabodebek rute Cawang - Cibubur di simpang susun Pasar Rebo, Jakarta, Kamis, 17 Januari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk, selaku perusahaan konstruksi yang mengerjakan proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) mengakui, pembangunan infrastruktur rel LRT memang lebih murah jika dibangun menapak tanah (grounded) ketimbang dibangun melayang (elevated) sebagaimana yang dikerjakannya saat ini.

Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto, menjelaskan hal itu disebabkan pembangunan rel elevated membutuhkan biaya pekerjaan sipil yang lebih besar ketimbang pembangunan grounded, lantaran harus membangun fondasi  sedalam 40 meter dan tiang-tiang penyangganya.

"Elevated memang mahal, karena tahu sendirikan untuk fondasinya 40 meter dan tiangnya segitu," katanya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Kamis 31 Januari 2019.

Dia bahkan mengungkapkan, jika LRT dibangun di atas tanah, maka biaya konstruksinya akan hanya sebesar Rp150 miliar sampai Rp250 miliar per kilometer, atau setengah dari biaya pembangunan rel LRT elevated yang mencapai Rp500 miliar per kilometer.

"Rp150 sampai Rp250 miliar bisa. Bedanya elevated sama menapak tanah itu di pekerjaan sipil saja. (Kalau grounded) jadi kira-kira bisa turun banyak lah, (tapi) jangan (disebut turun) persenan gitu, karena pekerjaan sipil itu hanya 45 persen,"  paparnya.

Sebelumnya, pengerjaan proyek rel LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) menggunakan skema elevated itu dikritik oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut dia, hal itu membuat pembangunannya tidak efisien lantaran membuat biaya pembangunan melambung tinggi, mencapai Rp500 miliar per kilometer. 

"Siapa konsultan yang memimpin ini, sehingga biayanya Rp500 miliar per kilometer? Kapan kembalinya (modal investasi) kalau dihitungnya seperti itu?" ujar JK dalam pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 11 Januari 2019.

Ketidakefisienan itu, kata JK, selain karena dibuat melayang, juga karena pembangunan rel tepat di samping jalan tol Jakarta-Cikampek. JK menyampaikan bahwa infrastruktur kereta ringan biasanya dibangun di lokasi berbeda dengan infrastruktur perhubungan yang sudah ada.