Asosiasi Logistik Kritik Tarif Tol Trans Jawa Kemahalan

Angkutan logistik sedang beristirahat di rest area km 391A Tol Trans Jawa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Asosiasi Logistik Indonesia atau ALI menganggap, rampungnya pembangunan Tol Trans Jawa tidak memberikan percepatan signifikan terhadap arus logistik. Apalagi, tarif tol yang mahal semakin memberatkan biaya operasional di sektor logistik.

Wakil Ketua Umum ALI, Mahendra Rianto mengatakan, tak efektifnya jalur tol yang membentang sepanjang 870 kilometer dari Merak hingga Surabaya karena percepatan waktunya hanya mencapai empat sampai enam jam.

"Katanya jalan tol mempercepat, enggak kalau untuk logistik, tidak. Kalau Jakarta-Surabaya misalnya di atas 500 kilometer itu kita enggak ngaruh inventori di sana," katanya di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu 6 Januari 2019.

"Inventori di customer kita di Semarang maupun di Surabaya enggak terpengaruh banyak cuma bedanya empat sampai enam jam. Enggak pengaruh, kecuali perbedaannya satu sampai dua hari baru pengaruh," tambah dia.

Adapun dari sisi tarifnya yang mencapai Rp660.500 dari Jakarta ke Surabaya, ditegaskannya sangat memberatkan biaya operasional perusahaan logistik, terutama operasional angkutan truk yang mencapai dua kali lipat dari biasanya. 

Karenanya, dia berharap tarif tol itu bisa dipangkas hingga 50 persen supaya bisa efektif terhadap industri logistik.

"Kalau kita suruh bayar, enggak bisa segitu, setengahnya. Kalau bisa (diturunin) setengahnya. Terakhir kami usulkan kalau itu enggak bisa ya udah lewat laut aja, lewat kapal RoRo (roll on/roll off) mau enggak mau," tuturnya.

Karena itu, dia menganggap, saat ini, banyak pelaku usaha logistik yang lebih memilih jalur non-tol untuk menekan biaya dan mempercepat arus logistik ketimbang melalui Tol Trans Jawa yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 20 Desember 2018. Salah satunya adalah melalui jalur yang telah digunakan selama ini, yakni Jalur Pantai Utara atau Pantura.

"Terus kalau pemerintah bilang 'kan udah dibuatin jalan tol gimana?' Ya siapa yang minta. Katanya jalan tol mempercepat, kalau enggak (mempercepat), ngapain. Lebih baik kita lewat Pantura saja. Pantura kosong sekarang." (mus)