Energi Mega Persada Catat Peningkatan Produksi Gas di Blok Bentu

CEO PT Energi Mega Persada, Syailendra Bakrie
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – PT Energi Mega Persada Tbk menyatakan, Blok Bentu KKS yang dimiliki 100 persen dan dioperasikan oleh perseroan telah memulai produksi gas yang berasal dari fasilitas produksi Segat Gas Plant II (SGP II) yang terletak di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Sumatera.

SGP II memiliki kapasitas produksi 60 juta kaki kubik gas per hari, dan akan menyalurkan gas hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan gas Refinery Unit II Dumai milik PT Pertamina. Gas akan disalurkan melalui jaringan pipa gas PT Transportasi Gas Indonesia dengan titik penyerahan gas di Stasiun Pengukuran Gas Segat (Segat Delivery Station-SDS).

"Fasilitas produksi SGP II dan SDS merupakan pengembangan lanjutan dari Blok Bentu," kata Chief Executive Officer (CEO) dan Direktur Energi Mega Persada, Syailendra S. Bakrie, dalam keterangan tertulis, Senin 20 Mei 2019.

Syailendra menambahkan, sebelumnya sejak 2011, Blok Bentu KKS telah memproduksi gas menggunakan fasilitas produksi Segat Gas Plant I (SGP I) yang juga terletak di Kabupaten Pelalawan. "Di mana gas yang dihasilkan sebagian dibeli oleh PT Perusahaan Listrik Negara untuk pembangkitan listrik di Pekanbaru, Riau," tuturnya.

Dalam kuartal pertama tahun ini, dia mengatakan, fasilitas produksi SGP I telah memproduksi sekitar 45 juta kaki kubik gas per hari dari kapasitas 60 juta kaki kubik gas per hari. Saat ini, fasilitas produksi SGP II juga memproduksi tambahan 10 juta kaki kubik gas per hari dari kapasitas 60 juta kaki kubik gas per hari.

"Produksi gas tersebut diharapkan dapat segera meningkat menjadi di atas 45 juta kaki kubik gas per hari sesuai perjanjian jual beli gas yang ada," kata dia.

Chief Financial Officer (CFO) dan Direktur Energi Mega Persada, Edoardus A. Windoe, menambahkan, produksi tambahan itu akan berdampak positif bagi pendapatan perseroan.

"Keberhasilan kami dalam meningkatkan produksi gas dari Blok Bentu KKS tidak terlepas dari dukungan seluruh pemangku kepentingan, termasuk SKK Migas," ujar Edoardus.