Indonesia Mau Hapus Produk Halal, 3 Negara Ini Justru Menjual Halal

Ilustrasi produk dan logo halal.
Sumber :
  • Official MIHAS

VIVA – Rancangan draft Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Cilaka) masih menuai kontroversi. Di antaranya terkait penghapusan ketentuan makanan halal dan perda syariah. Padahal, pemerintah sempat menggemborkan Indonesia sebagai wisata halal.

Sejumlah negara juga lagi gencar mempromosikan wisata halal. Anehnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) malah mau hapus ketentuan makanan halal dan perda syariah. Padahal, keduanya berkaitan dengan wisata halal di mana Jokowi pernah berjanji akan tingkatkan wisata halal di Indonesia.

Maka, Tim VIVA kembali merangkum kumpulan berita yang pernah dipublikasikan di VIVA terkait negara-negara yang lagi promosikan wisata halal, termasuk janji Jokowi yang ingin meningkatkan wisata halal di Indonesia.

Diketahui, berdasarkan Pasal 552 RUU Cipta Lapangan Kerja yang beredar, sejumlah pasal di UU Jaminan Halal akan dihapus, yaitu Pasal 4, Pasal 29, Pasal 42, Pasal 44. Pasal 4 UU Jaminan Halal mewajibkan semua produk yang beredar di Indonesia wajib bersertifikat halal.

Baca juga: Warga Tanjung Priok Turun ke Jalan, Tuntut Menteri Yasonna Minta Maaf

Jokowi janji tingkatkan wisata halal di Indonesia

Jokowi saat kampanye sebagai calon Presiden RI Nomor urut 01, mengaku bangga atas predikat wisata halal nomor satu dunia yang diraih Indonesia. Hal ini diungkap Jokowi saat debat calon presiden dan calon wakil presiden kelima di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu malam, 13 April 2019.

“Tidak berpuas diri, Indonesia akan mengukuhkan dengan meresmikan halal park yang lokasinya tidak jauh dari Gelora Bung Karno. Halal Park ini akan diperbesar lagi menjadi districk park,” kata Jokowi.

Akhirnya, Jokowi meresmikan pembangunan kawasan Halal Park di Kompleks Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta pada Selasa, 16 April 2019, sehari sebelum pencoblosan pemilu serentak 2019. Targetnya, produk industri halal di Indonesia agar mendunia.

“Proyeksi permintaan produk halal di 2019 mencapai US$3,7 triliun, padahal 2013 masih sebesar US$2 triliun. Artinya apa, ada pertumbuhan yang sangat besar. Pertumbuhannya mencapai 9,5 persen. Ini sebuah growth yang sangat tinggi," kata Jokowi.

Jepang promosikan wisata halal

                                     Ramen halal di Jepang.

Diketahui, Pemerintah Jepang tengah menggencarkan promosi wisata negara mereka. Sehingga mereka membuat beberapa terobosan, mulai dari bebas visa kunjungan untuk beberapa negara termasuk Indonesia, serta mempromosikan wisata halal.

Mereka pun menyediakan beberapa fasilitas penunjang bagi wisatawan Muslim seperti masjid dan musala di beberapa restoran. enggak ketinggalan, makanan halal yang telah tersertifikasi oleh lembaga terkait di kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Kyoto. Di Jepang, makanan bersertifikasi halal menjadi perhatian bagi mereka untuk menggenjot wisata halal.

"Wisata halal sudah banyak di sana. Wisatawan yang ingin informasi lengkapnya pun bisa melihat lokasi makanan halal, atau bahkan lokasi ibadah di beberapa situs resmi seperti muslimguide.jp," tuturnya.

Hong Kong sediakan resto tersertifikasi halal

Hong Kong juga berusaha menarik kedatangan wisatawan muslim ke negaranya. Maka, mereka menyiapkan berbagai fasilitas pendukung yang memudahkan para muslim ketika berkunjung ke Hong Kong.

Regional Director Southeast Asia Hong Kong Tourism Board, Mr. Raymond Chan mengatakan pihaknya telah menyediakan 60 hingga 70 restoran tersertifikasi halal di seluruh Hong Kong, tanpa menghilangkan cita rasa otentik dari makanan asli Hong Kong.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga telah menyediakan fasilitas ruang salat di beberapa restoran hingga taman bermain untuk muslim traveler. Contohnya, Disneyland Hong Kong dan Ocean Park telah menyediakan restoran yang telah tersertifikasi halal dan musala.

“Fasilitas tersebut merupakan faktor penting yang digunakan oleh para wisatawan muslim. Banyak dari para penyedia jasa wisata menyediakan fasilitas tersebut,” ujarnya.

Taiwan siap sambut wisatawan Muslim

Taiwan juga tak mau kalah saing untuk menarik wisatawan Muslim. Makanya, Taiwan mengubah image sebagai negara dengan beragam fasilitas ramah untuk Muslim.

Taiwan meningkatkan ketersediaan produk halal dan tempat-tempat beribadah bagi para pelancong Muslim mancanegara. Apalagi kalau bukan untuk memancing ketertarikan wisatawan luar berkunjung ke negara berjuluk Naga Kecil Asia itu, Indonesia salah satu sasarannya.

Deputy Executive Director of Taiwan External Trade Development Council, Karen Pai mengatakan Taiwan memahami Indonesia merupakan negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia. Karena itu, produk akomodasi bersertifikat halal dan tempat ibadah bagi Muslim ditingkatkan di sana.

"Kami sediakan musala-musala seperti di airport dan beberapa tempat lainnya," ujar Karen pada Selasa, 17 September 2019.

Saat ini, kata dia, ada sekira 217 produk dan akomodasi bersertifikat halal disediakan pemerintah Taiwan. Rinciannya, 85 restoran, 89 hotel, sepuluh wisata perkebunan halal, 29 tempat penginapan halal, dan empat rumah makan halal atau halal kitchen.

Negara lain berlomba-lomba menyediakan produk halal. Lalu mengapa Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar dan cita-cita menjadi negara destinasi wisata halal nomor satu dunia justru akan mencopot label halal?