Nilai Tukar Rupiah Menguat, Apa Saja Faktornya

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami penguatan pada perdagangan hari ini, Senin, 13 April 2020. Rupiah mampu menguat dan mempertahankan posisinya di kisaran Rp15.800 per dolar AS.

Di pasar spot, pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di posisi Rp15.806 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 0,46 persen dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Kamis, 9 April 2020 di posisi Rp15.880 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tengah rupiah dipatok di level Rp15.840 per dolar AS, menguat 2,46 persen dari nilai tengah pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu di level Rp16.241 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, dari sisi eksternal yang mendorong pergerakan penguatan itu dipengaruhi sentimen positif pelaku pasar keuangan terhadap data perlambatan penyebaran wabah virus Corona COVID-19.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dia menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari-6 April rata-rata pertumbuhan jumlah kasus Corona adalah 12,52 persen per hari. Namun, mulai 24 Maret, pertumbuhan jumlah kasus baru sudah satu digit yakni 9,67 persen.

"Hal ini memunculkan harapan pandemi COVID-19 akan segera berakhir, dan perekonomian bisa segera bangkit. Sentimen pelaku pasar pun membaik dan masuk ke aset-aset berisiko," kata dia dikutip dari analisisnya hari ini.

Adapun dari sisi internal, dia melanjutkan, lebih disebabkan fundamental ekonomi Indonesia yang memang kuat. Hal itu, menurutnya, juga diakui oleh IMF pada pekan lalu yang memperkirakan ekonomi Indonesia akan tahan dari resesi akibat pandemi COVID-19.

"Pernyataan IMF bahwa Indonesia salah satu negara di asia yang tahan akan resesi akibat pandemi virus Corona mengakibatkan pasar kembali tertarik terhadap pasar Indonesia sehingga wajar kalau arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri," ungkapnya.