Kuartal III, Ekonomi RI Berpotensi Balik Arah

Sumber :

VIVAnews - Ekonomi di dalam negeri berpotensi berbalik arah (reversal) pada kuartal III-2010 seiring dengan hasil penyerapan surat utang Amerika Serikat (AS).

Mengantisipasi hal itu, pemerintah perlu fokus untuk mendukung sektor riil sebagai arah kebijakan ekonomi dalam negeri.

"SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) sebagai kepala negara belum memperlihatkan kebijakannya," kata pengamat pasar modal Yanuar Rizky pada diskusi bertajuk 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu 30 Januari 2010.

Dia menambahkan, Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Ben Bernanke pernah mengatakan kepastian stabilisasi penyerapan surat utang Amerika Serikat (AS) akan dilakukan pada kuartal III-2010.

Jika AS tidak berhasil mengumpulkan dana, Indonesia memiliki reversal yang sangat dalam. Sebab, dana asing diperkirakan akan keluar untuk menyuntik negara adidaya tersebut.

"Pilihannya, mengatur investasi sekuritas asing di dalam negeri, pendisiplinan pasar modal, atau win-win solution," katanya.

Yanuar mengungkapkan, Pemerintah Indonesia perlu menggenjot sektor riil untuk melindungi perbalikan ekonomi tersebut. Sektor riil akan berperan besar pada pergerakan ekonomi serta daya beli masyarakat.

Hal serupa dilakukan oleh Presiden AS Barrack Obama. Obama memisahkan dana investasi perbankan dan bank simpan pinjam (bank tradisional). "Kebijakan tersebut belum diperlihatkan oleh SBY sebagai kepala negara," tuturnya.

Dia menambahkan, tugas kepala negara adalah menjamin antara arus uang dan barang supaya saling mengalir. Kondisi tersebut akan mendongkrak iklim ekonomi serta daya beli masyarakat.

"Saat ini, elastisitas Indonesia terhadap suku bunga masih rendah karena penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate)," ujarnya.

Ironisnya, Yanuar melanjutkan, pemerintah hingga kini belum mencalonkan nama gubernur BI. Dengan tidak adanya pejabat yang bertanggung jawab, pemerintah perlu meyakinkan kewenangan pejabat sementara (Pjs) Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution untuk memikirkan risiko pembalikan arah ekonomi tersebut. 

arinto.wibowo@vivanews.com