Dirut Garuda: New Normal, Harga Tiket Tak Bakal Naik Dua Kali Lipat

Garuda Indonesia
Sumber :
  • ANTARA Foto/Muhammad Iqbal

VIVA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, menjamin tidak akan ada kenaikkan harga tiket pesawat hingga dua kali lipat pada masa new normal nanti. Keputusan soal kenaikan harga tiket hingga dua kali lipat hanya terjadi saat adanya aturan soal larangan mudik lebaran 2020, yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Kalau kita naikkan harga, paling maksimum 20 persen. Jadi enggak mungkin sampai dua kali lipat," kata Irfan dalam telekonferensi, Selasa 9 Juni 2020.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra

Meski demikian, Irfan tak menyangkal bahwa kemungkinan untuk menaikkan harga tiket pesawat di maskapainya ini bisa terjadi. Tapi rencana ini masih dalam pembahasan dan pertimbangan bersama pihak-pihak dan stakeholder terkait lainnya.

Hal itu karena maskapai Garuda Indonesia nantinya akan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, dimana tentunya akan ada biaya-biaya tambahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Sehingga, hal positif dari kenaikan tiket pesawat ini menurut Irfan adalah para penumpang Garuda Indonesia bisa memastikan bahwa mereka benar-benar merasa aman saat terbang.

Karenanya, meskipun berpotensi terjadi penurunan penumpang, Irfan mengaku yakin bahwa nantinya para calon penumpang akan mulai terbiasa memilih layanan penerbangan yang aman dan nyaman, terutama pada masa new normal dan dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

"Sehingga mereka harus cari airlines yang aman, tidak akan tertular (virus corona), dan tidak akan menularkan selama berada di pesawat," ujarnya.

Diketahui, harga tiket pesawat Garuda Indonesia sebelumnya memang sempat dinaikkan dua kali lipat pada musim mudik lebaran 2020, yang berbarengan dengan aturan soal pelarangan mudik beberapa waktu lalu. Saat itu, tujuannya tak lain adalah agar masyarakat tidak melakukan ritual mudik, demi mengurangi penyebaran wabah Covid-19.

Saat ini, Garuda Indonesia sedang bersiap untuk melayani penumpang pada masa new normal, dimana jumlah penumpang atau 'seat capacity' hanya akan disediakan sebesar 70 persen dari total jumlah penumpang pesawat. Dengan pengurangan jumlah 'seat capacity' ini, maka muncul pula rencana untuk penyesuaian harga tiket tersebut.