Penerbangan Anjlok 55 Persen, AP I Lakukan Ini Tekan Kerugian

Sebuah pesawat komersial parkir di dekat kawasan proyek perluasan apron di Bandara Ngurah Rai, Denpasar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Angkasa Pura I masih mengalami tekanan bisnis akibat dampak pandemi COVID-19. Itu terjadi akibat anjloknya lalu lintas penerbangan, seiring turunnya jumlah penumpang pesawat terbang.

Direktur Utama AP I, Faik Fahmi mengatakan, hingga 19 Juli 2020, lalu lintas penerbangan tercatat turun hingga 55 persen dari kondisi normal sebelum adanya COVID-19. Tapi, masih lebih baik dari catatan Mei 2020.

Baca juga: Pemeriksaan SIKM Tidak Lagi Berlaku di Bandara Soekarno-Hatta

"Yang parah di Mei, di mana per bulan biasanya bandara AP I melayani 7,5 juta penumpang, Mei hanya 75 ribu penumpang. Bisa dibayangkan hampir 99 persen traffic kita turun signifikan," kata dia dalam webinar, Rabu, 22 Juli 2020.

Akibat kondisi tersebut, Faik mengatakan bahwa manajemen harus mengambil langkah-langkah efisiensi. Caranya, dengan menekan biaya-biaya pengeluaran perusahaan dari seluruh jenis biaya yang timbul.

Misalnya, dia melanjutkan, biaya-biaya yang sifatnya non essensial bisa dipotong hingga 100 persen. Kemudian yang sifatnya kontributor pengoperasian sampai 85 persen dan yang sifatnya essensial 20 persen.

"Esensial seperti safety, security itu jadi mandatori di angkutan udara kita kurangi 20 persen dan yang terkait akselerator ini yang bisa beri kontribusi pendapatan lebih besar kita kurangi 20 persen," ujarnya.

Dengan adanya efisiensi di tengah berbagai tekanan bisnis tersebut, Faik mengatakan bahwa perusahaan bisa mengurangi beban pengeluaran hingga 32 persen sehingga pengoperasian bandara selama pandemi bisa maksimal.

"Untuk selamatkan bisnis kami punya survival strategy, yaitu revenue enhancement. Kita banyak melakukan aktivitas peningkatan portfolio bisnis yang tidak berhubungan dengan penerbangan termasuk pengoperasian fraighter cargo," ujar Faik.