Jokowi Bicara Kemungkinan Resesi Ekonomi

Ekonomi Indonesia Di Tengah Krisis Covid-19
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Presiden Joko Widodo angkat suara mengenai kemungkinan resesi yang dihadapi Indonesia. Di hadapan gubernur seluruh Indonesia yang hadir pada rapat terbatas, Jokowi semula berbicara terkait kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II lalu yang minus 5,32 persen.

"Untuk kuartal III-2020, yang kita masih punya waktu 1 bulan. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk ke resesi," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 1 September 2020.

Jokowi mengatakan, satu bulan ini merupakan momentum untuk mengungkit ekonomi negara. Kemerosotan ekonomi tidak bisa dihindari lagi mengingat terbatasnya aktivitas ekonomi akibat wabah COVID-19.

Baca juga: Jokowi Soroti Pertumbuhan Ekonomi Jakarta dan Bali yang Jeblok

Kepada para kepala daerah, Jokowi tak bosan-bosan mengingatkan, agar segera membelanjakan kas mereka. Dengan APBD turun, diharapkan Jokowi daya beli masyarakat meningkat dan memengaruhi ekonomi di daerah tersebut.

"Saya berharap agar, terutama realisasi APBD ini betul-betul segera jadi konsentrasi harian para gubernur untuk mengingatkan bupati dan wali kota yang masih berada di posisi rendah," tutur Jokowi.

Belakangan, sinyal terjadinya resesi di Indonesia semakin terdengar kuat. Terlebih lagi Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD, meyakini 99,99 persen bulan depan RI akan masuk jurang resesi karena terdampak virus corona. Meskipun hal itu dibantah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato.

Selain Mahfud, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, pun memperkirakan pada Kuartal III-2020, pertumbuhan ekonomi berpotensi mengarah ke posisi minus 2 persen hingga nol persen secara tahunan. Padahal, pada Kuartal II-2020, ekonomi Indonesia telah terkontraksi hingga minus 5,32 persen secara tahunan. Jika kontraksi berlanjut dua kuartal berturut maka secara teknikal ekonomi Indonesia resesi.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, meminta pemerintah untuk tidak fokus menyelesaikan persoalan resesi, melainkan fokus pada penanganan COVID-19.

Faisal mengatakan, sudah pasti Indonesia akan resesi sebagaimana dikatakan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD. Bahkan, Faisal mengkritisi target yang dipatok oleh para menteri ekonomi Presiden Joko Widodo agar kuartal III-2020 ekonomi Indonesia bisa pulih dan tidak terjadi resesi.

"Jangan target kita tidak resesi kuartal III. Targetnya sampai September benahi virus," ujar Faisal di gedung parlemen, Jakarta, Senin, 31 Agustus 2020. (ase)