Rupiah Loyo Lawan Dolar AS, Deflasi Salah Satu Penyebabnya

Uang kertas Rupiah dan Dolar AS
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih terjadi hingga perdagangan hari ini, Kamis, 3 September 2020. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.800 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah hari ini di posisi Rp14.818 per dolar AS. Melemah dari level kemarin di level Rp14.804.

Sementara itu, perdagangan di pasar spot hingga pukul 10.00 WIB, nilai tukar rupiah ditransaksikan di posisi Rp14.800 per dolar AS. Melemah 0,37 persen dari level penutupan perdagangan kemarin Rp14.745 per dolar AS.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, pelemahan tersebut seiring dengan menguatnya sentimen pelaku pasar keuangan terhadap dolar AS ketimbang nilai tukar mata uang emerging market lainnya.

"Dolar AS masih terlihat menguat terhadap nilai tukar lainnya karena sentimen pemulihan ekonomi di AS dengan membaiknya data aktivitas manufaktur di AS," ungkap dia hari ini.

Baca juga: Ekonomi Kuartal III Diprediksi Membaik, Ini Indikatornya

Selain itu, banyak negara lain yang telah jatuh ke jurang resesi. Terbaru adalah Australia akibat ekonominya kontraksi 7 persen pada kuartal II-2020, menyusul kontraksi 0,3 persen pada kuartal sebelumnya.

"Ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," tutur dia.

Dari dalam negeri, kata Ariston, pemburukan sentimen pelaku pasar terhadap rupiah juga tercipta akibat deflasi Agustus 2020 yang mencapai 0,05 persen. Sementara itu, skema burden sharing Bank Indonesia dan pemerintah katanya juga terus menggerus sentimen.

"Dari dalam negeri, faktor deflasi dan isu burden sharing mungkin menambah tekanan ke rupiah. Potensi pergerakan rupiah hari ini di Rp14.650-14.850," ujar Ariston. (art)