Erick Thohir Buka-bukaan Kenapa Pemerintah Tak Pilih Opsi Lockdown

Menteri BUMN Erick Thohir
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Erick Thohir membeberkan alasan utama pemerintah memiliih tidak untuk melakukan lockdown dalam penanganan virus Corona di Tanah Air. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini pun menegaskan, alasan utamanya bukan semata-mata untuk menyelamatkan ekonomi nasional.

"Pemilihan pemerintah untuk tidak lockdown tentu bukan keputusan yang seakan-akan memproteksi untuk kepentingan ekonomi, saya rasa tidak," ungkap Erick dalam webinar ‘Transportasi Kementerian Perhubungan’, Selasa 15 September 2020.

Baca juga: Menko Airlangga: RUU Ciptaker Rampung 90 Persen, Tinggal Finalisasi

Lockdown tidak dilakukan karena langkah itu ditegaskannya, bukanlah formula yang sudah terbukti ampuh di dunia untuk menangani COVID-19. Baik dari sisi pencegahan penularan, maupun dari sisi ekonomi. 

"Semua negara tidak punya formula apa yang bisa menangani COVID-19 dengan pemulihan ekonomi. Formula masing-masing negara sangatlah berbeda," ungkapnya.

Apalagi, tegasnya, pandemi virus Corona ini adalah kejadian luar biasa. Belum pernah terjadi dan dampaknya merusak seluruh aspek kehidupan masyarakat dunia.

"Kesehatan sangat berdampak kepada juga yang namanya usaha hingga moneter. Ini yang kita bicarakan adalah perfect storm," tuturnya.

Keputusan pemerintah untuk tidak lockdown saat ini pun terbukti efektif. Sebab, dibanding negara lain dari sisi penyebaran dan tingkat kesembuhan serta kematian akibat COVID-19 di Indonesia pun lebih baik dari negara lain.

Di sisi ekonomi, lanjutnya, kinerja secara nasional dibandingkan negara G20 dan negara tetangga di ASEAN pun lebih baik. Di jajaran G20, ekonomi RI yang minus di kisaran 5 persen lebih baik dibanding India (minus 23 persen), Inggris (minus 21,7 persen), Prancis (minus 18,9 persen), dan Amerika Serikat (minus 9,3)

"China (3,2 persen) yang sudah memang terkena lebih dahulu yang mana telah memiliki proteksi-proteksi advance dari negara-negara lain. Kita lihat bagaimana pertumbuhan ekonominya sendri sudah bisa recover," ungkapnya.

Sementara itu, di jajaran negara ASEAN, RI pun terbukti lebih baik perekonomiannya saat ini. Dibanding, Malaysia (minus 17 persen), Filipina (minus 16 persen), dan Singapura (minus 11,2 persen).

"Thailand dan juga negara-negara lain di kawasan," tuturnya. (art)