Turunnya Laba PGN Tak Hanya Disebabkan Triple Down Effect

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN
Sumber :
  • vivanews/Andry Daud

VIVA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk mengalami penurunan laba pada semester I-2020. Jajaran direksi mengungkapkan, hal itu disebabkan adanya triple down effect yang menerpa kinerja perusahaan, salah satunya pandemi COVID-19.

Baca juga: Kurangi Beban Media Massa, Sri Mulyani Tanggung PPN Kertas Koran

Meski demikian, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menilai, ada faktor lain yang menjadi penyebab laba PGN terus merosot. Salah satunya adalah lemahnya hubungan internal direksi dengan komisaris.

Yusri mengatakan, adanya ketidakharmonisan antara dewan direksi dan dewan komisaris tersebut terjadi usai pengangkatan Suko Hartono sebagai Direktur Utama dan Achandra Tahar sebagai Komisaris pada awal 2020.

"Ketidakharmonisan itu terasa kental ketika rapat-rapat BOD (board of director) dengan BOC (board of commissioners) digelar, akibatnya banyak program-program jalan di tempat," ujar Yusri dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 15 September 2020.

Faktor lain yang menghambat kinerja PGN, katanya, adalah masalah Proyek Pergantian Pipa Rokan sepanjang 367 km melalui anak perusahannya PT Pertagas. Padahal proyek tersebut berada di wilayah kerja Rokan.

Yusri menjelaskan, Proyek Pergantian Pipa Rokan merupakan proyek dengan nilai keekonomian tinggi karena Rokan merupakan tulang punggung penghasil minyak di Indonesia.

"Banyak kabar bahwa Suko Hartono sebagai Dirut telah melakukan intervensi PT Pertagas untuk melakukan penunjukan ke PT Ishar Gas," ungkap dia.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan, Jumat, 4 September 2020, laba periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik induk pada semester I-2020 hanya sebesar US$6,72 juta.

Catatan tersebut anjlok drastis hingga 87,56 persen dari catatan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$54,04 juta. Selain itu, beban pokok pendapatan juga terkoreksi dari US$1,21 miliar menjadi US$1 miliar.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban sebelumnya mengungkapkan kondisi kinerja tersebut dipengaruhi triple down effect antara lain dampak pandemi COVID-19, turunnya harga minyak dunia dan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. (ase)