Sri Mulyani Sebut Kuartal III Akan Resesi, Komite PEN: Sense of Joke

Jakarta sepi pada saat jam sibuk akibat pemberlakuan PSBB akibat Corona
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) menilai, proyeksi ekonomi Indonesia yang negatif pada kuartal III-2020 tidak bisa dijadikan acuan sebagai pembenaran mengenai resesi.

Baca Juga: Ekonomi RI Resesi, Ekonom Iwan Jaya Azis: Kesehatan di Atas Segalanya

Sekretaris Komite I KPC-PEN Raden Pardede bahkan menyebutkan bahwa proyeksi ekonomi yang sebenarnya bisa dilakukan siapa pun, seringkali terselip candaan atau sense of joke yang sangat tinggi.

Sebagai informasi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia kembali terkontraksi pada kuartal III-2020 di kisaran -2,9 persen hingga -1 persen.

"Itu kan proyeksi, semua orang bisa proyeksi dan ekonom-ekonom selalu membuat sense of joke mereka itu. Sense of humor itu sangat tinggi saat mereka proyeksi," tutur Raden secara virtual, Selasa, 23 September 2020.

Raden mengingatkan, realisasi angka pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 yang bisa menjadi acuan hanya berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS). Tapi jika kuartal III-2020 memang minus dipastikannya resesi memang akan terjadi.

Tapi dia menekankan angka kontraksi pada kuartal III-2020 sebagaimana proyeksi Sri Mulyani masih lebih baik dibanding angka kontraksi pada kuartal II-2020 yang sebesar -5,32 persen. Sehingga, kejatuhan terdalam ekonomi sudah terlewatkan.

"Maka jelas kita disebutkan resesi, itu definisi teknis seperti itu. Tapi apa pun namanya kami melihat proyeksi semua pihak, termasuk Ibu Menteri Keuangan, ini jelas lebih baik dari kuartal II itu satu catatan penting," tutur Raden. (ase)