Mau Bantu RI Keluar dari Resesi, Yuk Lakukan Cara Ini

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Masyarakat bisa berkontribusi untuk membantu kondisi negara cepat keluar dari kondisi resesi. Resesi terjadi lantaran pertumbuhan ekonomi nasional minus dalam dua kuartal berturut-turut dari rata-rata tahunan.

Kepala Ekonom Danareksa, Moekti Prasetiani Soejachmoen menyarankan sejumlah cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dari kondisi resesi.

Cara utama, katanya adalah dengan menciptakan usaha sendiri yang bisa menambah pendapatan rumah tangga. Menurutnya, dengan pendapatan rumah tangga meningkat maka daya beli juga akan terdorong.

"Supaya kita lebih cepat keluar dari resesi ini rumah tangga bisa berpartisipasi salah satunya menjadi kreatif yakni menciptakan usaha sendiri untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga," kata Moekti secara virtual, Jumat 25 September 2020.

Baca Juga: Kebiasaan Masyarakat Bisa Perparah Resesi, Ini Cara Mencegahnya

Dia merekomendasikan sejumlah usaha yang masih memiliki peluang pasar di tengah masa krisis akibat pandemi. Usaha itu seperti sektor makanan dan minuman, alat pelindung diri dan kesehatan, serta tumbuh-tumbuhan atau tanaman.

"Kalau kita tidak punya bakat banyak kesempatan menjadi reseller. Jadikan kita sebagai perantara antara pedagang dan pembeli ini. Itu juga bisa meningkatkan pendapatan kita," jelas Moekti.

Pun, ia menekankan saat ini mengupayakan Indonesia cepat bangkit dari resesi. Kemudian, jangan sampai masyarakat menghentikan konsumsi rumah tangganya. Sebab, 57,85 persen ekonomi Indonesia dikatakannya digerakkan oleh konsumsi rumah tangga.

"Jadi kalau kita berpikir resesi akan terjadi dan kita tahan belanja itu bisa sebabkan resesi yang dalam. Jadi, kita perlu tetap belanja walaupun jangan jor-joran. Sesuai kebutuhan dan diprioritaskan terhadap UMUM dan produksi dalam negeri," tutur dia.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan bergerak di kisaran minus 1,16 persen secara tahunan pada kuartal III-2020. Jika itu terjadi maka Indonesia resmi resesi secara teknikal karena pada kuartal II-2020 telah minus 5,32 persen. (ren)