Bos Sampoerna: Cukai Rokok Naik, Serapan Tembakau Petani Bakal Turun

Petani menjemur daun tembakau di Sidomulyo, Senden, Selo, Boyolali, Jawa Tengah. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

VIVA – Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Mindaugas Trumpaitis, kembali meminta pemerintah untuk tidak menaikkan tarif cukai rokok pada 2021. Sebab, kenaikan tarif dipastikannya akan memberatkan para petani rokok dan cengkeh.

Menurut dia, rokok jenis produksi sigaret kretek tangan (SKT) banyak menyerap tembakau dan cengkeh petani. Kenaikan tarif pada SKT katanya malah dapat menurunkan jumlah permintaan sehingga berimbas pada serapan tembakau dan cengkeh mereka.

Dia mencontohkan, di dalam satu batang rokok SKT, terdapat 2 gram tembakau. jauh lebih banyak dibanding satu batang rokok buatan mesin atau Sigaret Kretek Mesin (SKM) maupun sigaret putih mesin (SPM) yang hanya berkisar antara 0,7 gram - 1 gram.

"Untuk itu, kami berharap ada keberpihakan bagi segmen SKT dengan tidak menaikkan tarif cukai dan Harga Jual Eceran (HJE) untuk 2021," kata dia dikutip dari keterangannya, Senin, 28 September 2020.

Baca juga: Ma’ruf Amin Sebut Indonesia Alami Dampak Ekonomi yang Berat

Mindaugas mengatakan, Sampoerna, bersama pemasok tembakaunya, mendorong produksi yang berkelanjutan melalui program kemitraan yang dinamakan Sistem Produksi Terpadu yang telah berjalan sejak 2009. 

Program kemitraan menjangkau lebih 27.000 petani dan melalui program ini, petani mitra mendapatkan dukungan teknis, termasuk bantuan pertanian berupa mesin penyiang, serta jaminan serapan panen sesuai kualitas dan kuantitas yang disepakati.

"Sekali lagi, rekomendasi pertama adalah untuk fokus pada perlindungan segmen SKT karena hal ini membantu keseluruhan ekosistem industri hasil tembakau, dari manufaktur hingga petani, termasuk petani tembakau dan cengkeh," kata Mindaugas.

Dia menambahkan, pada masa pandemi COVID-19, para petani binaan juga menerima bantuan paket APD dan kebersihan sehingga mereka dapat tetap produktif dan terhindar dari penularan virus tersebut selama beraktivitas. (ren)