Ekonomi Sulit, dr Tirta Sebut Rakyat Bisa Meninggal karena Gizi Buruk

dr Tirta di podcast Deddy Corbuzier
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube

VIVA – Dokter relawan sekaligus influencer, dr. Tirta Mandira Hudhi mengungkapkan banyak masyarakat yang sulit memenuhi kebutuhan hidupnya di saat pandemi COVID-19. Selain pemerintah pusat, dia berharap pemerintah daerah juga bisa memberi bantuan lebih masif.

Bahkan, menurut dia, kesulitan ekonomi itu sudah disampaikan sendiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa Indonesia diprediksi mengalami resesi.

Akibat resesi itu, konflik horizontal pun dikatakannya bisa terjadi. Di samping itu, banyak rakyat yang tak bisa makan dan tak tau lagi mau berbuat apa.

Akibatnya, imun masyarakat pun menurun dan justru bisa terserang penyakit lain hingga berpotensi meninggal dunia karena gizi buruk. Apalagi jika tidak diberi asupan makanan yang cukup.

"Benar (bukan karena corona), meninggalnya karena kelaparan, tipes (tyfus) dan kolera. Meninggal karena gizi buruk, bukan karena COVID," kata Tirta saat berbincang di Podcast Deddy Corbuzier, Selasa, 29 September 2020.

Baca juga: Akibat Resesi, Kemenkeu Prediksi Kemiskinan dan Pengangguran Melonjak

Banyak orang yang kesulitan untuk mencari makan karena sulitnya mendapatkan rezeki saat pandemi ini. Bahkan curhatan itu, kerap dia dengar saat berkunjung ke sebuaht tempat.

"Ada preman curhat pas gua ke Kalijodo pak, ke skate park. Itu kan ada tukang parkirnya datang ke temen gua ngomong, 'Pak ada job mukulin orang enggak pak, gua enggak tau pak mau makan apa, mau ngapain yang penting makan sajalah. Gua butuh Rp500 ribu buat makan, lu ada masalah enggak, nagih utang gitu'. Sampai segitunya," ujar Tirta.

Seharusnya, kata dia, pemerintah bisa memberi simpati lebih. Ketika Pemerintah Pusat sudah memberi banyak bantuan, Pemerintah Daerah dinilai juga harus bisa lebih banyak memberi bantuan.

"Emang di lapangan itu enggak bisa makan, EO, musisi enggak bisa makan, kuli bangunan, kuli pasir, sopir juga enggak bisa makan," kata dia. 

Selain kampanye masker, menurutnya, pemerintah juga penting memenuhi nutrisi atau asupan makan masyarakat.

"(Sekarang) disuruh beli masker-beli masker, padahal dia enggak bisa makan. Jadi pasal 34 itu kemana, sama sila ke 5?" kata dia

Solusi yang terbaik, menurut dia, adalah memberi tes swab gratis dan terlebih dahulu memberi makan rakyat yang tidak mampu. "Kasih makan yang emang enggak mampu, rakyat butuh makan. Makan dan masker, kalau enggak bisa kasih makan jangan kasih masker. Kalau dia bisa makan, dia akan teredukasi sendiri (pakai masker)," kata dia. (ase)