Tips dan Trik Pebisnis Sambal Bertahan di Sulitnya Pandemi

Sambal baby cumi, usaha bertahan di tengah pandemi COVID-19
Sumber :
  • Istimewa/Squidy.Fish

VIVA – Pandemi COVID-19 dalam beberapa bulan terakhir jelas memukul dunia usaha. Termasuk para wiraswasta yang baru memulai usaha dalam tahun-tahun terakhir. Meski demikian, dengan memanfaatkan peluang usaha online, produk makanan tahan lama termasuk sambal-sambalan menjadi pilihan banyak orang belakangan ini.

Apalagi pemberlakukan jaga jarak, PSBB total hingga parsial membuat kehidupan berbelanja langsung ke supermarket maupun pasar belum kembali normal seperti sedia kala.

Usaha kuliner berbasis daring muncul bak jamur di musim hujan. Namun jangan salah, tak sedikit yang bertumbangan termasuk di bisnis persambalan. Bisnis kuliner salah satunya yang disasar dengan prediksi bahwa ketika ekonomi sulit sekalipun, bahan dan produk makanan mau tak mau tetap menjadi kebutuhan.

Bisnis kuliner rumahan yang banyak muncul terdengar seperti metode sederhana yang biasa dipasarkan baik lewat buka pesanan alias PO lebih atau berjualan di market place online. Pada kenyataannya tak sesederhana yang dibayangkan.

Salah satu outlet yang dua tahun terakhir cukup diterima adalah produk sambal baby cumi dari Squidy.Fish. Foundernya, Arif mengakui sedikit banyak pandemi membuat usaha mereka juga terdampak. Namun untungnya masih bisa berjalan. Usahanya dimulai sejak tahun 2018. Menurut dia, tantangan bisnis selalu ada termasuk tantangan pandemi sekarang ini. Namun hal itu harus bisa diusahakan menjadi peluang yang mendatangkan keuntungan. 

Dia mengatakan, memulai bisnis sambalnya harus penuh kecermatan karena kualitas produk dan rasa itu wajib bagus kalau mau diterima pelanggan. 

Tahap usahanya yakni mulai dari memutuskan makanan apa yang harus dijual, cari resep legendaris dari ibu maupun nenek atau mertua, pemilihan kemasan hingga cara pemasaran. 

“Justru bukankah itulah seninya sebuah bisnis, from challenges to profit,” kata Arif.

Selain itu memanfaatkan jaringan pertemanan dan kenalan menurut Arif juga hal yang cukup signifikan membantu produknya dipasarkan.

"Praktikkan resep tersebut sesering mungkin, testing dan testing. Kemudian kirim makanan tersebut ke tetangga atau teman-teman kamu, minta pendapat jujur yang bisa membantu memperbaiki produk. Kalau sudah benar-benar mantap barulah mulai dipasarkan. Saat baru memulai, social media adalah cara ampuh promosi yang zero cost. Teman adalah senjata paling ampuh. Rahasianya ada pada kalimat tolong,” lanjutnya.

Arief membuktikan bisnis sambal cuminya bisa tetap diterima walau ekonomi tengah sulit dan pandemi masih "melilit".

Baca juga: Jokowi Memohon Pedagang Kecil Kuat Bertahan walau Untung Tipis

Pelanggan sambal baby cumi, Ruth Ivanna mengaku masih tetap membeli produk ini walau pandemi. Meski diakuinya kuantitas pembeliannya memang berkurang. Namun produk itu jadi pilihan sesekali karena tahan disimpan, jadi pelengkap makanan yang gampang dan lezat.

"Sedia sambal di kulkas sangat membantu kalau lagi enggak sempat masak. Tinggal ceplok telur atau makan nasi dengan sambal aja sudah enak," kata Ruth.

Sementara Presiden Jokowi saat berada di Labuan Bajo, NTT pada Kamis, 1 Oktober 2020 mengatakan kepada para wiraswasta dan pelaku usaha agar tak menyerah di tengah pandemi sekalipun untung mereka menjadi sangat tipis. Jokowi meminta agar para pebisnis khususnya usaha kecil dan menengah kuat bertahan.

""Oleh sebab itu pertahankan bekerja keras, pertahankan. Keuntungan tipis pertahankan sampai keadaan normal kembali," ujar Presiden Jokowi di Labuan Bajo, NTT.

Jokowi juga mengingatkan agar bantuan modal kerja sebesar Rp2,4 juta dari pemerintah kepada masing-masing pedagang yang di sana harus benar-benar digunakan untuk kegiatan usaha mereka.