BPTJ Dorong Kebiasaan Bersepeda Menjadi Budaya

Ilustrasi bersepeda.
Sumber :
  • VIVA/Dusep Malik

VIVA – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menilai masyarakat kian sadar bahwa penggunaan sepeda sebagai alat transportasi bukan sekadar hobi atau memenuhi gaya hidup. Sepeda kini juga bisa bermanfaat untuk mendukung mobilitas.

Khususnya selama masa pandemi COVID-19, masyarakat kian terbiasa menjadikan sepeda sebagai alat transportasi alternatif, terutama untuk jarak-jarak yang masih terjangkau.

Kepala BPTJ, Polana B. Pramesti menilai banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda sebagai alat transportasi merupakan fenomena yang positif. Dia pun mendorong kebiasaan ini bisa menjadi budaya.

“Karena itu, BPTJ akan mengupayakan kebiasaan bersepeda masyarakat yang mulai tumbuh menjadi budaya bersepeda,” kata Polana dikutip dari keterangan tertulis, Kamis 15 Oktober 2020.

Baca juga: 3 Provinsi Kini Jadi Perhatian Satgas COVID-19

Hal itu disampaikan Polana, saat meninjau kesiapan bus JR Connexion yang menyediakan bagasi gratis bagi penumpang yang membawa sepeda lipat di Halte Hollywood Junction Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi.

Polana melanjutkan, antusiasme masyarakat yang tinggi dalam bersepeda tidak hanya terkait dengan masalah kesehatan selama masa pandemi. Tapi, juga menyangkut pada sistem transportasi massal perkotaan.

Dalam sistem transportasi massal, kata Polana, bersepeda dan berjalan kaki merupakan bentuk dari Non Motorized Transportation (NMT) yang digunakan pada tahapan first mile dan last mile saat berproses menggunakan transportasi publik.

”Pemanfaatan Non Motorized Transportation akan mendatangkan benefit kesehatan secara publik maupun personal. Secara publik, akan mengurangi polusi dan secara personal akan meningkatkan gerak tubuh untuk kesehatan,” tutur dia. 

Menurut Polana, secara garis besar, ada tiga manfaat utama NMT dengan bersepeda. Pertama, manfaat lingkungan hidup karena bisa menghemat BBM (bahan bakar minyak), mengurangi polusi udara dan kemacetan.

Dalam pengembangan sistem transportasi perkotaan di dunia, NMT menjadi bagian transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan alternatif transportasi yang lazim dikembangkan.

Kedua, manfaat ekonomi karena efisien biaya transportasi dan kemacetan, efisien biaya kesehatan, dan efisien kebutuhan parkir.

Ketiga, manfaat sosial dan kesehatan, karena meningkatkan kualitas kesehatan, penurunan angka kecelakaan, peningkatan kualitas hubungan sosial dan peningkatan karakter. Antara lain disiplin, mandiri dan tidak mudah menyerah. (art)